Liputan6.com, Jakarta - Pada tahun depan, industri makanan dan minuman (mamin) nasional harus dihadapkan pada berbagai tantangan baik internal maupun eksternal.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman mengatakan, beragam permasalahan seperti ketersediaan infrastruktur yang masih belum memadai serta singkronisasi regulasi antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat dan rekonsiliasi data.
Selama ini infrastruktur yang buruk membuat harga logistik melambung. Ditambah banyak terjadi perbedaan data, hal ini bisa berakibat pada kebijakan yang salah sasaran.
"Komitmen pemerintah pusat dalam perbaikan infrastruktur mudah-mudahan bisa direalisasikan," ujar Adhi saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Minggu (14/12/2014).
Selain itu, keputusan pemerintah kenaikan harga BBM bersubsidi dinilai sangat berpengaruh terhadap naiknya beban logistik. Namun Adhi mengaku mendukung keputusan ini, terlebih pemerintah menjanjikan anggaran subsidi BBM tersebut akan dialihkan untuk pembangunan infrastruktur.
"Subsidi rencananya dialihkan, buat infrastruktur kalau berhasil dengan sendirinya biaya logistik akan turun. Tapi memang berpengaruh terhadap harga," katanya.
Serta yang tidak kalah memberatkan yaitu kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang dinilai pengusaha semakin memberatkan serta hingga saat ini berbuntut pada aksi demonstrasi buruh karena merasa belum puas.
Sebagai penyesuaian dari hal-hal tersebut, industri mamin akan menaikkan harga di awal tahun depan sebesar 5 persen-10 persen. Kenaikan ini dinilai paling ideal dan akan terlalu tinggi karena mempertimbangkan daya beli masyarakat.
Namun, dengan segala tantangan yang ada, Adhi masih optimis pertumbuhan penjualan produk makanan dan minuman pada 2015 masih bisa menyamai pertumbuhan tahun ini yang sebesar 8 persen.
"Kami harapkan tahun depan masih bisa tumbuh 8 persen," tandas dia. (Dny/Ahm)
Penjualan Industri Makanan dan Minuman Tumbuh 8% pada 2015
Industri makanan dan minuman nasional dihadapkan berbagai tantangan internal dan eksternal.
Diperbarui 14 Des 2014, 07:31 WIBDiterbitkan 14 Des 2014, 07:31 WIB
Menjelang Lebaran maraknya penjualan makanan dan minuman kadaluwarsa yang terbungkus dalam kemasan parsel. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Jangan Sampai Tragedi Longsor Gunung Sampah Seperti TPA Leuwigajah Terulang di Indonesia
Atasi Sampah di Pantai dan Laut, 17 Perguruan Tinggi se-Indonesia Ikuti Laboratorium Psikologi Maritim
4 Tingkatan Ikhlas dalam Islam, dari Duniawi hingga Sempurna
Link Live Streaming Liga Inggris Manchester City vs Liverpool 23 Februari 2025 di Vidio
PT PP Gelar Program Bekal PPintar: Makan Bergizi di Cilincing dan Tarakan
Demi Swasembada Pangan, BULOG dan BRIN Sinergi Genjot Hasil Panen
Alasan Kiky Saputri Harus Melahirkan Secara Cesar, Terkait Kondisi Bayi Di Dalam Kandungan
Dihajar Korea, Timnas Indonesia Akhiri Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025 Tanpa Kemenangan
Apa Saja Manfaat Danantara? Ini Penjelasannya
Pupuk Kaltim dan Raffi Ahmad Lepas Ekspor Perdana Produk UMKM ke Filipina
VIDEO: Aksi Solidaritas untuk Grup Band Sukatani, Massa Lempar Uang di Depan Barisan Polisi
Inspiratif, Penyandang Disabilitas Tuna Daksa Jadi Salah Satu Lulusan UT Jakarta di Wisuda Periode I Tahun 2025