Menko Maritim Unjuk Gigi Tol Laut di Depan DPR dan 3 Menko

Menko Bidang Kemaritiman, Indroyono Soesilo memamerkan empat fokus pembangunan kemaritiman yang jadi visi Presiden Joko Widodo.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 03 Feb 2015, 16:01 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2015, 16:01 WIB
Indroyono Soesilo
Indroyono Soesilo (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015 antara pemerintah dan DPR masih berlangsung sampai 12 Februari ini. Namun pimpinan DPR mengundang 4 Menteri Koordinator (Menko) untuk rapat bersama dan membahas isu-isu terkini.

Ke-4 Menko tersebut, antara lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani dan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil tak banyak bicara mengenai agenda pertemuan tersebut. Dia hanya menyampaikan rapat ini sekadar konsultasi antara pemerintah dan parlemen mengenai perubahan anggaran tahun ini.

"Cuma konsultasi saja kok," ujar dia yang tergesa-gesa menemui utusan pemerintah China di kantor Kemenko Perekonomian, Lapangan Banteng, hari ini (3/2/2015).

Sementara itu, Menko Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo memamerkan empat fokus pembangunan kemaritiman yang menjadi visi Presiden Jokowi.

"Fokusnya, antara lain masalah kedaulatan maritim, sumber daya alam dan jasa termasuk hayati dan non hayati, pembangunan infrastruktur khususnya tol laut dan membangkitkan kembali semangat kemaritiman," ujar Indroyono.

Indonesia, sambung Indroyono, berambisi menjadi poros maritim melalui empat program tersebut. Dalam jangka panjang, dia menegaskan, negara ini akan mendulang pendapatan per kapita sampai US$ 10.000 dengan kontribusi besar di sektor maritim pada 2045.

Sebagai Kementerian anyar tanpa fasilitas memadai, Indroyono unjuk gigi soal kemajuan pembangunan tol laut di Indonesia. Menurut Indroyono, dari sebanyak 24 pelabuhan yang akan digarap dan dikembangkan, ada 5 pelabuhan besar yakni, Kuala Tanjung, Tanjung Priok, Tanjung Priok, pelabuhan di Makassar dan pelabuhan Sorong.  

"Ke-4 pelabuhan besar itu sudah mulai berjalan pembangunan dan pengembangannya. Pekan lalu, Presiden Jokowi melakukan pemasangan tiang pancang di pelabuhan Kuala Tanjung yang akan menjadi pelabuhan terbesar di Selat Malaka," terangnya.

Pelabuhan ini, tambah dia, akan terintegrasi dengan kawasan industri Sei Mangkei, pembangkit listrik di Asahan, jalan tol dan kereta api. Bahkan pihaknya mendorong pembangunan industri galangan kapal di Tanjung Perak.

"Tanjung Priok, pelabuhan Makassar dan Tanjung Perak juga sudah jalan proyeknya. Kami usulkan dan sudah disetujui, Sorong sebagai kawasan ekonomi khusus sehingga mengangkut barang ke sana dan kembalinya nggak akan kosong. Termasuk potensi wisata bahari Raja Ampat," tutur Indroyono.

Dia pun memamerkan seluruh proyek pengembangan dan pembangunan 4 pelabuhan itu didanai dari swasta dengan skema business to business. Indroyono menghitung, total investasi untuk pembangunan dan pengembangan 5 pelabuhan besar sekira US$ 7 miliar atau Rp 75 triliun. (Fik/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya