Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Joko Widodo akhirnya menyerahkan pembangunan pelabuhan Cilamaya, Karawang, Jawa Barat, kepada pihak swasta. Namun pengusaha memandang proyek pelabuhan Cilamaya tak begitu menjanjikan atau tak sesuai dengan risiko sehingga mereka tak tertarik untuk berinvestasi ke proyek tersebut.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Suryo Bambang Sulisto mengaku, pihaknya belum mengetahui siapa saja anggota Kadin yang tertarik menggarap proyek pelabuhan untuk mengakomodir investor Jepang tersebut.
Karena sebelum memutuskan berinvestasi, swasta harus mengetahui kelayakan dari proyek Cilamaya.
"Perlu ada studi kelayakan yang betul-betul lengkap. Tidak mungkin swasta masuk dalam suatu proyek yang merugikan, tidak ada keuntungannya, dan tingkat pengembalian modal sangat lama. Tingkat pengembalian modal yang panjang tidak menarik buat swasta," ujar dia kepada wartawan di acara JFSS, Senayan, Kamis (12/2/2015).
Suryo melanjutkan, pengusaha sangat berhitung soal detil setiap melakukan investasi. Apalagi pembangunan pelabuhan Cilamaya mempunyai risiko besar lantaran bersinggungan dengan pipa minyak dan gas milik PT Pertamina (Persero). Bahkan dia menagih janji pemerintah yang ingin membangun proyek infrastruktur termasuk pelabuhan jika dianggap tidak feasible bagi swasta.
"Yang berani bangun siapa kalau ada risiko, bunga bank tinggi tapi tingkat pengembalian modal lama. Kalau pemerintah yang bangun kan pakai duit sendiri, nah swasta nggak mungkin. Investasinya saja besar sampai puluhan triliun rupiah dan bisa nggak bersaing dengan Tanjung Priok," tegasnya.
Dia mengaku, swasta akan tertarik membangun pelabuhan Cilamaya apabila tingkat pengembalian modal bisa di bawah 10 tahun. Dan berharap ada insentif dari pemerintah seperti subsidi bunga bank, atau cara lain. "Kalau tidak di bawah 10 tahun, duitnya mending diberikan properti yang nilainya naik terus," ucap Suryo. (Fik/Gdn)
Terlalu Berisiko, Pengusaha Ogah Bangun Pelabuhan Cilamaya
"Kalau tak di bawah 10 tahun, duitnya mending diberikan properti yang nilainya naik terus," ucap Ketua Umum Kadin Indonesia, Suryo Bambang.
Diperbarui 12 Feb 2015, 12:40 WIBDiterbitkan 12 Feb 2015, 12:40 WIB
Pertamina telah menyampaikan dua konsekuensi yang harus ditanggung pemerintah apabila tetap bersikeras membangun pelabuhan.... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Gempa Hari Ini Jumat 18 April 2025: Getarkan Dua Wilayah Indonesia
Tersingkir dari Liga Champions, Kiper Real Madrid Fokus Tantangan di Sisa Musim
Libur Panjang Paskah, KAI Operasikan KA Mutiara Timur Relasi Ketapang-Surabaya Gubeng
Dahsyatnya Al-Qur'an yang Jarang Diketahui, Mengubah Orang Paling Jahiliah Sekalipun
Optimisme Delia Pratiwi Pengusaha Lokal Hingga Bumdes Mampu Penuhi Kebutuhan Makan Bergizi
Ini yang Dicemaskan Pengusaha Indonesia dari Tarif Resiprokal AS
Hasil PLN Mobile Proliga 2025: Jakarta Popsivo Polwan Atasi Gresik Petrokimia di Laga Pertama Final Four
Alasan Kenaikan Tarif Trump Justru Bisa Untungkan Pariwisata Indonesia
Menanti Babak Baru Kasus Mafia Tanah di Way Kanan
Bayern Munchen Temukan Pengganti Thomas Muller di Aston Villa
Pelindo Batasi Arus Keluar-Masuk Kontainer Buntut Macet Parah di Tanjung Priok
8 Rekomendasi Makanan Enak di Jogja April 2025, Terkenal Legendaris