Liputan6.com, Jakarta - Jika pembangunan Pelabuhan Cilamaya, Karawang Jawa Barat dilakukan akan mengancam pasokan listrik di Jakarta. Pasalnya, keberadaan proyek itu akan mengusik keberlangsungan Blok Migas Offshore North West Java (ONWJ) yang dikelola anak usaha PT Pertamina (Persero).
Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Hulu Energi Wahidin Nurluzia menuturkan, hal itu terjadi karena adanya fasilitas Pertamina ONWJ seperti pipa dan anjungan lepas pantai (platform) masuk dalam kawasan pelabuhan tersebut, sehingga harus ada perubahan letak fasilitas.
"Banyak fasilitas produksi, termasuk jaringan pipa bawah laut bertekanan tinggi, platform, sumur migas dan fasilitas lainnya," kata Wahidin saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Rabu (11/2/2015).
Dengan mengubah letak fasilitas tersebut, menurut Wahidin, Pertamina ONWJ harus menutup sumur yang memproduksi migas, sehingga akan membuat penurunan produksi.
"Harus ditutup dan dipendam lebih dalam lagi, sehingga PHE ONWJ harus stop Produksi. Dengan stop produksi dan penutupan sumur berarti ada penurunan produksi migas di PHE ONWJ," paparnya.
Padahal, produksi gas dari sumur tersebut digunakan untuk sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) yang listriknya memasok Jakarta. Jika pasokan gas terganggu maka diperkirakan sepertiga Jakarta akan mengalami pemadaman listrik.
"Akan terjadi pengurangan pasokan gas untuk PLN, Pupuk Kujang dan sebagian industri di Jawa Barat. Jika pasokan gas ke PLN terhenti, maka sepertiga Jakarta akan gelap termasuk kompleks Istana," pungkasnya. (Pew/Ndw)