Cari Keseimbangan Hilirisasi dan Alam, Gibran Apresiasi Gebrakan Dedi Mulyadi

Menurut Gibran, dirinya dan Presiden Prabowo Subianto tidak pernah bosan untuk membahas program hilirisasi. Sebab, itu jadi kunci untuk mendorong ekonomi Indonesia ke tahap lebih tinggi.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana Diperbarui 14 Mar 2025, 20:50 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2025, 20:50 WIB
Gibran Rakabuming Raka
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam acara Kadin Indonesia  di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta, Jumat (14/3/2025). (Maul/Liputan6.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menekankan pentingnya program hilirisasi di masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Namun, ia tidak ingin setiap pelaku mengesampingkan faktor alam dan lingkungan guna mencapai target hilirisasi.

Hal itu dikemukakan Gibran dalam acara buka bersama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, yang juga dihadiri oleh beberapa jajaran menteri di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta, Jumat (14/3/2025).

Dalam konteks ini, Gibran memaparkan sejumlah kasus bencana alam semisal banjir di beberapa wilayah, imbas kerusakan lingkungan. Oleh karenanya, ia memohon kepada para pengusaha untuk mencari titik keseimbangan dalam tiap kegiatan bisnisnya.

"Kita genjot hilirisasi, tapi juga harus wajib menjaga lingkungan. Kita genjot produksi pertanian, tapi juga harus menjaga keseimbangan alam," pinta Gibran.

Gibran lantas mengapresiasi sejumlah kepala daerah yang aktif mengoarkan kampanye untuk menjaga lingkungan. Apresiasi khusus juga diberikannya kepada Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat yang viral dengan aksi bongkar-bongkar di kawasan Puncak.

"Terutama kemarin yang paling viral adalah Gubernur Jawa Barat yang sudah sangat berani melakukan gebrakan untuk menertibkan beberapa bangunan-bangunan yang tidak sesuai regulasi," ungkapnya.

Middle Income Trap

Menurut dia, dirinya dan Presiden Prabowo Subianto tidak pernah bosan untuk membahas program hilirisasi. Sebab, itu jadi kunci untuk mendorong ekonomi Indonesia ke tahap lebih tinggi.

"Dengan hilirisasi kita bisa membuka lapangan pekerjaan. Dengan hilirisasi kita bisa keluar dari middle income trap. Dengan hilirisasi kita juga bisa meningkatkan nilai tambah di dalam negeri," bebernya.

Namun kembali, ia mengingatkan hilirisasi wajib dilakukan dengan turut mempertimbangkan dampak lingkungan. Pasalnya, ia menyebut bencana semisal kekeringan, banjir, hingga kenaikan air laut sudah ada di depan mata.

"Karena sekali lagi, dampak dari perubahan iklim ini sudah ada di depan mata. Ini tentunya dalam pelaksanaannya kita harus mengedepankan aspek sosial, aspek lingkungan, dan juga aspek keberlanjutannya," pinta Gibran.

 

Hilirisasi Tanpa Ngemis Investasi

Pembentukan Danantara
Presiden Prabowo Subianto resmi meneken Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didalamnya mengatur pembentukan Danantara. (Arief/Liputan6.com)... Selengkapnya

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto bertekad untuk melanjutkan program hilirisasi yang diinisiasi oleh kepala negara sebelumnya, Joko Widodo (Jokowi). Ia memasang target, minimal ada sebanyak 15 proyek hilirisasi dengan nilai mencapai miliaran dolar Amerika Serikat.

"Program yang dicanangkan pak Jokowi, hilirisasi, kita akan teruskan, kita akan wujudkan. Kita akan mulai tahun ini. Tahun ini minimal 15 proyek, mega proyek yang (nilainya) miliar-miliar dolar," ujar Prabowo beberapa waktu lalu.

Prabowo mengatakan, Pemerintah RI membuka tangan kepada siapa saja yang berminat terlibat dalam program hilirisasi. Namun, ia menegaskan, seluruh proyek hilirisasi akan dimulai tanpa pemerintah perlu mengemis pemasukan investasi dari pihak asing.

"Kita mulai tanpa kita minta-minta investasi dari luar negeri. Kita akan wujudkan cita-cita Bung Karno, berdiri di atas kaki kita sendiri. Kita tidak akan minta-minta," tegas Prabowo.

"Ada yang datang dari luar, kita bilang, silakan. Anda mau masuk ke Indonesia, kami terbuka. Tapi kita tidak akan mengemis. Kita akan bangkit dengan kekuatan kita sendiri," seru dia.

 

Lebih Sedikit dari Target Sebelumnya

Adapun target itu sebenarnya lebih sedikit dari proyek hilirsasi yang disiapkan. Pemerintah melalui Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi menyiapkan 35 proyek hilirisasi. Nilai dari proyek-proyek tersebut mencapai USD 123,8 miliar, atau setara Rp 2.025,36 triliun.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan, Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi tengah mempersiapkan proyek-proyek tersebut untuk bisa ditawarkan kepada investor.

"Jadi dari satgas sudah mengidentifikasi dan menyiapkan, ada 35 proyek dengan nilai sekitar USD 123,8 miliar. Ini kita lagi siapkan, dan koordinasikan dengan kementerian/lembaga," ujar Yuliot pada kesempatan terpisah.

Yuliot menyampaikan, beberapa proyek hilirisasi yang disiapkan mencakup berbagai komoditas strategis di sektor energi. Mulai dari batu bara, minyak dan gas bumi.

Selain itu, ada juga produk oleochemical yang akan diberikan untuk sektor pertanian. Di sisi lain, pemerintah juga tetap mengutamakan ketahanan energi melalui percepatan bauran energi.

"Jadi dengan adanya persiapan proyek-proyek yang siap ditawarkan itu mudah-mudahan bisa segera kita tawarkan pada investor," kata Yuliot.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya