Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan bertekat untuk meneruskan proyek pembangunan Pelabuhan Cilamaya, Karawang, Jawa Barat meskipun ada penolakan dari PT Pertamina (Persero). Untuk membiayai pembangunannya, Kementerian Perhubungan berharap pembangunannya tidak menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan, JA Barata menjelaskan, pembangunan pelabuhan Cilamaya merupakan inisiatif sejak Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia pun menegaskan, pembangunan Pelabuhan Cilamaya bukan proyek Kementerian Perhubungan tapi inisiatif yang dimotori Bappenas.
Disamping Bappenas, mengingat pelabuhan Cilamaya merupakan program prioritas dalam MP3EI, maka koordinasi rencana pelaksanaannya juga melibatkan berbagai Kementerian termasuk Kementerian pekerjaan Umum (PU), Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Pertamina yang dikoordinasikan oleh Kantor Menteri Koordinator Perekonomian pada Kabinet yang lalu.
Pembangunan Pelabuhan Cilamaya dipandang penting untuk diteruskan karena bagian dari Program Penurunan Biaya Logistik Nasional dalam Jangka Panjang. "Jadi pembangunan Cilamaya sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla," jelas Barata dalam keterangan tertulis, Minggu (29/3/2015).
Ia melanjutkan, penolakan yang dilontarkan oleh Pertamina sebenarnya terbantahkan berdasarkan berbagai studi yang telah dilaksanakan. Beberapa diantaranya adalah studi teknis dan dampak lingkungan sudah dibuat oleh konsultan internasional dan sudah melibatkan Manajemen Pertamina dan SKK Migas dari periode sebelumnya.
Selain itu, Pra Studi Kelayakan (Pre Feasibility Study) dilakukan tahun 2010, Studi Kelayakan (Feasibility Study) dilakukan tahun 2011-2012 dan studi Amdal yang dilakukan pada 2012.
Berdasarkan studi Amdal tersebut memang ada rencana pergeseran lokasi baru kurang lebih 2,9 kilometer (km) ke arah Barat dari lokasi semula. Setelah itu diharapkan untuk melakukan studi Amdal kembali untuk memastikan.
"Berdasarkan foto lokasi saat ini hanya diketahui ada 2 anjungan pengeboran lepas pantai dan daerah alur laut di sekitarnya masing kosong, sehingga disarankan agar melihat lapangan terlebih dahulu," tambahnya.
Kementerian Perhubungan juga berharap pembangunan dilakukan oleh pihak swasta murni tanpa menggunakan APBN mengingat dana APBN terbatas untuk pembangunan daerah tertinggal atau terpencil.Â
Pertamina menolak proyek pembangunan Pelabuhan Cilamaya karena berpotensi merugikan Pertamina. Lokasi pembangunan tersebut berada di jalur distribusi gas milik Pertamina sehingga akan menganggu pasokan energi ke industri bahkan pasokan listrik untuk wilayah Jakarta. (Yas/Gdn)
Pembangunan Pelabuhan Cilamaya Tak Pakai Duit APBN
Berdasarkan studi Amdal tersebut memang ada rencana pergeseran lokasi baru kurang lebih 2,9 kilometer (km) ke arah Barat dari lokasi semula.
diperbarui 29 Mar 2015, 22:00 WIBDiterbitkan 29 Mar 2015, 22:00 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Gunakan Perahu Karet, Polisi Arungi Banjir Distribusikan Logistik Pilkada
Nomor Pengaduan Mentan Amran Efektif, 4 Perusahaan Kena Blacklist Karena Terbukti Edarkan Pupuk Palsu
Harga Tiket Pesawat Turun 10%, Catat Tanggal Berlakunya
Hore, Harga Tiket Pesawat Turun 10% Sambut Libur Natal dan Tahun Baru
Mentan Amran Tindak Tegas 27 Perusahaan Pupuk yang Bisa Rugikan Petani Rp3,23 Triliun
Tantang Port FC di ACL 2, Persib Bandung Berkekuatan 20 Pemain
China Tawarkan Atraksi Ekstrem Baru, Nikmati Pemandangan dari Tangga Langit Setinggi 1.524 Meter
Sah! BPN Berikan Hak Pakai Lahan 145,89 Ha ke Subholding Upstream Pertamina Group*
Meiska Bersiap Emosional Saat Menyanyikan Soundtrack untuk Film 1 Imam 2 Makmum
Melimpah di Indonesia, Gas Bumi jadi Penunjang Transisi Energi
Kebiasaan Ngemil Ini Ternyata Bisa Picu Diabetes, Hindari Makanan Tersebut
BPOM Ciduk 16 Produk Kosmetik Palsu, Tersebar di Jakarta hingga Makassar