Pemerintah Butuh Rp 9,2 Triliun untuk Bangun LRT

Pembangunan LRT tujuan Cibubur-Cawang-Grogol membutuhkan pembiayaan sekitar Rp 307 miliar per kilo meter (KM).

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 01 Apr 2015, 18:50 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2015, 18:50 WIB
Light Train/Light Rail Transi (LRT)
Light Train/Light Rail Transi (LRT)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah bakal membangun moda transportasi baru untuk wilayah Jakarta yaitu Light Rail Transit (LRT) demi mengurangi kemacetan di Jakarta.

Untuk memastikan hal itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) siang ini kembali memanggil Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini‎ Soemarno, Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero), Direktur Utama PT Jasamarga (Persero) dan Direktur Utama PT KAI (Persero).

Dari hasil rapatnya, pemerintah memastikan akan membutuhkan dana yang relatif besar mengingat dalam pembangunan LRT membutuhkan teknologi yang tidak mudah.

"Mengenai pembiayaan tadi dilaporkan butuh Rp 307 miliar per kilometer," kata Jonan di Istana Kepresiedenan, Jakarta, Rabu (1/4/2015).

Untuk tahap pertama, pemerintah akan membangun LRT untuk tujuan Cibubur-Cawang-Grogol yang memiliki jarak tempuh sekitar 30 kilometer (km). Dengan demikian secara keseluruhan akan memerlukan dana Rp 9,2 triliun.

Jonan menjelaskan, pembiayaan nanti akan dialokasikan dari konsorsium perusahaan BUMN yang akan membangun LRT. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga diharapkan ikut berpartisipasi.

"Nanti sumbernya bisa dana internal mereka bisa nanti ada pinjaman dari luar negeri," tegas Jonan.

LRT merupakan kereta ringan yang memiliki ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan Monorel. Dengan demikian LRT memiliki lingkar putar yang lebih pendek, hanya sekitar 20 meter.

Hal itu menjadi salah satu alasan pemerintah lebih memilih LRT dari pada monorel‎ untuk mengatasi kemacetan kota Jakarta, sehingga lebih efisien dengan kondisi Jakarta yang banyak gedung-gedung bertingkat. (Yas/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya