RI Contek India Kendalikan Elpiji 3 Kg

Program pengendalian elpiji subsidi 3 Kilogram dengan mengintegrasikan Kartu Indonesia Sejahtera.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 04 Mei 2015, 10:37 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2015, 10:37 WIB
Elpiji 3 Kg Mulai Langka
Seorang pekerja tampak sedang memeriksa tabung gas elpiji, Jakarta, Sabtu (28/2/2015). Kelangkaan gas 3 kg di beberapa daerah terjadi nyaris bersamaan dengan kenaikan harga beras. (Liputan6.com/Yoppi Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mencontek India untuk membatasi orang mampu menggunakan elpiji subsidi 3 Kilogram (Kg). Cara itu dilakukan karena makin marak pengguna elpiji non subsidi menggunakan elpiji bersubsidi.

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, pemerintah India telah berhasil menertibkan penyaluran elpiji bersubsidi, sehingga tepat sasaran digunakan masyarakat yang berhak.

"Acuan program ini ke India, dan berhasil. Jadi menyontek India," kata Wiratmaja, di Jakarta, Senin (4/5/2015).

Wiratmaja mengatakan, sebelum India menertibkan penyaluran elpiji subsidinya, kondisi penyaluran elpiji di India tersebut sama semrawutnya dengan Indonesia. "India persis seperti kita dan orang beli elpiji ngantre," ujar Wiratmaja.

Ia menuturkan, program pengendalian tersebut berupa subsidi langsung, rencananya diintegrasikan pada Kartu Indonesia Sejahtera (KIS).

"Mereka (India) pakai kartu kendali itu.  Subsidi langsung ini idenya memberi subsidi langsung ke masyarakat lewat kartu subsidi langsung. Sedangkan kita diskusikan apakah bisa digabung dengan kartu Indonesia sejahteranya Presiden," tutur Wiratmaja.

Wiratmaja menambahkan, pemberian subsidi langsung melalui KIS akan lebih tepat sasaran karena yang mendapat KIS masyarakat kurang mampu. "Karena jumlah pengguna elpiji lebih banyak dari KIS itu," kata Wiratmaja.

Program tersebut akan diujicobakan pada Juni 2015, di Bali dan Batam. Wilayah tersebut dipilih karena terisolasi dengan provinsi lain, sehingga bisa terukur perubahannya setelah program tersebut dijalankan. "Rencananya Juni mulai pilot project masih on schedule di satu tempat," kata Wiratmaja. (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya