Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman memastikan hingga saat ini pihaknya belum akan mengeluarkan rekomendasi impor untuk komoditas cabai dan bawang merah menjelang Ramadan.
"Tidak akan impor, kita doakan. Kami pantau harga minimal dua kali sehari," ujarnya di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (8/6/2015).
Dia mengungkapkan, kenaikan harga tidak menjadi patokan bagi pemerintah dalam mengambil opsi impor. Buktinya, saat harga beras mengalami kenaikan yang tinggi beberapa bulan lalu, pemerintah tidak membuka keran impor.
"Jadi jangan begitu harga naik sedikit di kepala kita langsung impor. Beras di Februari lalu kan naik 30 persen jadi Rp 12 ribu per kilogram (kg), tapi karena kerjasama kita tidak impor dan harga sekarang kembali stabil," kata dia.
Selain itu menurut Amran, jika pemerintah membuka keran impor tanpa melihat kondisi di dalam negeri seperti panen dan permintaan masyarakat, maka yang dirugikan adalah para petani.
"Kalau impor, konsenkuensinya petani kita kesulitan untuk produksi,itu menyusahkan petani. Impor akan jadi pilihan tarakhir. Semangat saya dengan Pak Mendag sama," tandasnya.
Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel sebelumnya menyatakan akan mengimpor sejumlah bahan pokok seperti cabai dan bawang merah. Langkah itu dilakukan mengingat kebutuhan besar.
"Dua (cabai dan bawang merah) yang masih. Tapi kami lihat, artinya pemerintah melakukan impor jika diperlukan," ujarnya.
Rachmat mengatakan, bila memang stok tidak cukup padahal kebutuhan sangat besar maka impor menjadi alternatif terakhir. Ditambah harga kebutuhan pokok tersebut sudah tinggi. "Kalau lihat harga terakhir, harga yang ada sekarang sudah melebih harga referensi. Putusannya harus impor," kata Rachmat.
Impor itu juga kemungkinan dapat dilakukan segera mungkin untuk menjaga harga sebelum puasa dan Lebaran. "Bisa saja menjaga harga sebelum puasa dan Lebaran. Karena tidak sekaligus impor. Itu barang masuk seminggu. Belum tahu dari China," kata Rachmat. (Dny/Ndw)