Harga Daging Ayam Naik Jadi Rp 40 Ribu per Ekor Jelang Puasa

Meski harga daging ayam naik tetapi penjualannya masih normal.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 12 Jun 2015, 11:59 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2015, 11:59 WIB
Pedagang daging ayam di Pasar Senen, Jakarta Pusat
(Foto: Fiki Ariyanti/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang puasa, harga daging ayam di pasar tradisional terpantau mengalami kenaikan antara Rp 2.000-Rp 5.000 per ekor. Tren peningkatan tersebut diperkirakan masih berlanjut hingga memasuki bulan Ramadhan.

Salah seorang penjual daging ayam di Pasar Senen, Ipit (54) mengaku harga daging ayam mulai merangkak naik sejak awal Juni lalu. Sebut saja harga daging ayam broiler yang biasanya dijual ‎38 ribu per ekor, kini menjadi Rp 40 ribu per ekor. Sementara harga daging ayam yang sudah di fillet meroket dari harga jual Rp 40 ribu per potong menjadi Rp 45 ribu sampai Rp 48 ribu per potong.

"Naik Rp 5.000 masih wajar, tapi tetap saja dibilang konsumen mahal. Namanya juga mau bulan puasa, trennya memang selalu naik, jarang turun," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Pasar Senen, Jakarta, Jumat (12/6/2015).

Wanita berwajah oriental yang sudah berdagang 30 tahun ini memperkirakan, harga jual daging ayam di pasar akan terus mengalami kenaikan saat memasuki puasa. Namun Ipit berharap agar lonjakan harga daging ayam tidak kembali menyentuh Rp 55 ribu sampai Rp 58 ribu per ekor, seperti yang pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya.

"Asal kenaikannya jangan Rp 55 ribu sampai Rp 58 ribu saja. Karena pasarannya tidak kuat, jualan tidak bisa laku banyak, akhirnya kami yang rugi," keluh dia.

Meski harga naik, Ia mengakui, penjualan daging ayam tetap normal. Dalam sehari, Ipit mampu menjual daging ayam sebanyak 100 ekor-150 ekor. Dia pun tidak mengkhawatirkan kenaikan harga daging ayam di pasar tradisional akan mendorong konsumen ‎berpindah ke pasar modern.

"Tidak takut, sebab daging ayam yang dijual di supermarket ukurannya kecil, dagingnya beku, tidak fresh seperti di pasar tradisional. Namanya makanan pokok, pasti daging ayam dibeli," papar Ipit.

Soal harapannya untuk pemerintah, Ipit sepertinya tidak terlalu mengandalkan pemerintah agar dapat menstabilkan harga jual daging ayam menjelang puasa.

"Pemerintah itu bisa apa, karena harga tidak bisa dikontrol setiap hari. Sudah setiap tahun, jelang puasa dan Lebaran harga pasti akan naik. Jadi tidak bisa berharap banyak dari pemerintah," ujar dia mengakhiri perbincangan. (Fik/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya