Liputan6.com, Jakarta - Pengoperasian Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dinilai membawa efek positif dan negatif bagi angkutan darat penumpang dan barang.
Mantan Ketua Umum DPP Organisasi Angkutan Darat (Organda) Eka Sari Lorena mengatakan, keberadaan tol ini diakui akan memperpendek waktu tempuh bagi angkutan darat.
"Memang kalau membahas suatu yang baik dampaknya tidak hanya positif, tetapi juga ada downside-nya. (Positifnya) travel time-nya jadi lebih cepat," ujar Eka saat berbincang dengan wartawan di Pasific Place, Jakarta, Rabu (17/6/2015).
Advertisement
Dia menjelaskan, bagi angkutan umum jarak jauh, dengan adanya tol ini membawa dampak positif karena akan mempersingkat waktu tempuh. Namun pengoperasian tol ini akan membawa dampak negatif bagi angkutan umum jarak dekat. Lantaran masyarakat diprediksi memilih menggunakan kendaraan pribadi karena sudah ada fasilitas jalan bebas hambatan.
"Angkutan umum yang tetap jadi primadona kalau jaraknya jauh. Tapi kalau angkutan jarak dekat ini yang dilematis," kata dia.
Meski demikian, Eka berharap pemerintah juga memikirkan keberlangsungan angkutan jarak dekat ini. Setidaknya, pemerintah menfasilitasi angkutan jarak dekat yang kehilangan penumpang karena adanya tol ini.
"Transportasi itu tidak bisa stand alone, harus menyambung. Pemerintah tidak hanya bisa bicara soal dari-ke tapi bagaimana ketika sampai di suatu daerah, orang itu nantinya bisa bermobilitas," tandasnya.
Presiden Jokowi telah meresmikan pengoperasian jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) yang juga menjadi jalan tol terpanjang di Indonesia karena memiliki panjang 116,7KM pada Sabtu 13 Juni 2015.
Keberadaan tol Cipali itu diharapkan Presiden Jokowi dapat memecah kemacetan di wilayah Pantura yang sering terjadi saat arus mudik mencapai 40 persen. Jalan tol Cikopo-Palimanan merupakan konsesi jalan tol pertama UEM Group di Indonesia. Itu juga membuat perusahaan asal Malaysia tersebut menjadi pemegang konsesi jalan tol terbesar di Indonesia setelah PT Jasa Marga.
Sekadar informasi, proyek Cikopo-Palimanan ini merupakan pekerjaan konstruksi terbesar yang dilakukan perusahaan gabungan antara Indonesia dan Malaysia. Saat ini terdapat sedikitnya 35 jalan tol berbeda di Indonesia yang sebagian besar terkonsentrasi di pulau Jawa. Hanya seperlima dari seluruh proyek tersebut yang akan terbentang lebih panjang dari 30 km. (Dny/Ahm)