Lepas dari Sanksi Nuklir, Iran Sasar Indonesia

Iran siap mengekspor minyak ke Indonesia

oleh Silvanus Alvin diperbarui 30 Jul 2015, 15:39 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2015, 15:39 WIB
Dubes Iran Valiollah Mohammadi (Liputan6.com/Silvanus Alvin)
Dubes Iran Valiollah Mohammadi (Liputan6.com/Silvanus Alvin)

Liputan6.com, Jakarta - Dewan Keamanan PBB menyetujui pencabutan sanksi atas Iran, setelah negara tersebut membuat kesepakatan nuklir dengan 6 negara Adidaya --Amerika, Inggris, Prancis, China, Rusia, dan Jerman. Lepas dari sanksi membuat mereka langsung tancap gas, khususnya di bidang ekonomi.

Salah satu negara yang dijadikan sasaran adalah Indonesia. Dubes Iran Valiollah Mohammadi menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk membicarakan hal tersebut.

"‎Kami membahas mengenai apa yang telah disepakati dalam komisi bersama di bidang ekonomi di mana pertemuannya beberapa waktu lalu yang diselenggarakan di Iran," kata Mohammadi, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (30/7/2015).

"‎Saya menyampaikan bahwa Republik Islam Iran akan menjalankan seluruh kesepakatan yang telah dimiliki dengan Indonesia," tambah dia.

‎Ada dua kesepakatan yang menjadi pokok, yaitu perdagangan minyak dan juga pembangunan pabrik pupuk di Iran. Mohammadi mengatakan negara siap untuk mengekspor minyak bagi Indonesia.

"‎Tentu kerja sama di bidang perdagangan dan ekonomi mencakup begitu banyak hal yang bisa dikerjasamakan di mana menyuplai crude bagi indonesia atau minyak bisa jadi salah satu diantaranya," tutur dia.

Terkait pembangunan pabrik pupuk, Mohammadi menuturkan hal itu memang sempat terhenti karena diberlakukannya sanksi ekonomi pada negaranya karena pengembangan nuklir. Ia menegaskan pembangunan tersebut termasuk dalam agenda utama‎.

"‎Kami berharap dengan tekad besar Indonesia dan Iran seluruh kesepakatan bisa dijalankan termasuk pembangunan pabrik pupuk. Tentu saja itu merupakan agenda utama dalam rencana kerja kedua negara," tegas Mohammadi.

Deputi Setwapres Dewi Fortuna Anwar menambahkan Iran merencanakan untuk mengirim delegasi tingkat tinggi dari bidang perminyakan. Belum diketahui secara pasti jadwal kehadiran delegasi tersebut.

Selain itu, Dewi menyampaikan JK menceritakan kembali pertemuannya dengan mantan Presiden Iran Ahmadinejad terkait pembangunan pabrik pupuk.

"Wapres menyampaikan bahwa dia berbicara dengan Ahmadinejad kan tentang rencana pembangunan pabrik pupuk ini, Wapres kembali mengangkat agar kesepakatan yang belum terealisasi ini bisa diprioritaskan," tandas Dewi.

Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Iran turun hingga 20 persen akibat sanksi yang dijatuhkan. Bahkan, Republik Islam itu kehilangan pemasukan sebesar US$160 juta dari penjualan minyak sejak 2012. (Alvin/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya