Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menyatakan target pemerintah membangun proyek kelistrikan 35 ribu megawatt (MW) terlalu besar. Maka dari itu, pemerintah akan melakukan evaluasi atas target tersebut.
"Target 35 ribu MW dan sisa target masa SBY 7 ribu MW. Total 42 ribu MW itu akan sulit. Saya minta untuk ESDM, Dewan Energi Nasional akan dievaluasi ulang mana yang betul-betul masuk akal. Jangan kasih target tinggi tapi dicapainya susah," kata dia di Jakarta, Kamis (13/8/2015).
Dia menuturkan, ada beberapa masalah yang membuat pembangunan listrik bakal sulit tercapai. Menurutnya, pengembangan listrik tidak bisa hanya mengandalkan PT PLN (Persero).
Advertisement
"Mau tidak mau harus dengan swasta domestik dan asing," tuturnya.
Kemudian, persoalan harga yang relatif rendah. Harga yang rendah membuat para investor enggan untuk bangun listrik.
"Masalah harganya memang tidak menarik. Hanya US$ 6 sen karena dia dapatin konsesinya dia nggk bangun, karena secara ekonomi finansialnya belum visible," jelasnya.
Terakhir, masalah lahan. Menurutnya, istilah ganti rugi sangat tidak tepat karena menghambat proyek pengembangan listrik.
"Soal lahan yang selalu ribet, Pak Jokowi sudah bagus jangan pakai ganti rugi artinya rugi mulu ganti konsepnya ganti untung," tandas dia. (Amd/Ndw)