Liputan6.com, Jakarta - Menginjakkan kaki di Kota Batam, satu hal yang terlintas dalam benak adalah barang-barang bermerek supermurah, mulai dari produk tas, barang elektronik, sampai pakaian bermerek. Ketika menyusuri lebih dalam salah satu kota terbesar di Kepulauan Riau ini, Anda akan menemukan sebuah toko yang menjual sarang burung walet siap santap dengan harga fantastis.
Batam terkenal dengan kuliner hidangan lautnya, termasuk sup yang tidak lazim karena terbuat dari bahan baku sarang burung walet. Tempat yang menyediakan kuliner berkhasiat ini terletak di kompleks restoran Bengkong Laut-Golden Prawn, Batam, Kepulauan Riau.
Ternyata inilah sisi lain dari kota yang berbatasan dengan Singapura itu. Restoran ini menjual sup sarang burung walet. Mengonsumsi sarang burung walet‎ dipercaya memiliki khasiat dan manfaat, di antaranya untuk kesehatan reproduksi, membuat bayi yang lahir mempunyai kulit halus dan mulus, memulihkan kesehatan usai operasi, membantu pengobatan kanker, hingga mempercepat regenerasi sel atau awet muda.Â
Baca Juga
"Mengonsumsi sup sarang burung walet cukup dua minggu sekali. Itu karena manfaatnya bagus sekali untuk paru-paru, baik dikonsumsi ibu hamil dan bikin awet muda," kata Yenny, salah satu penjaga toko dan restoran Bird's Nest Shop di Batam, Kamis (5/11/2015).
Wanita keturunan Tionghoa ini mengatakan, sarang burung walet kering siap saji dimasak dengan ‎cara disteam sehingga menjadi sup. Paling nikmat dihidangkan selagi panas dengan tambahan gula batu. "Yang makan sup ada orang Batam, juga Singapura. Jauh-jauh datang dari Singapura untuk mengonsumsi sup sarang burung walet," ia menambahkan.
Untuk bisa mencicipi satu porsi sup (mangkuk kecil), restoran ini menjual dengan harga Rp 125 ribu‎. Diakui Yenny, harga tersebut sebanding dengan kesehatan tubuh yang akan dirasakan penikmatnya.
Selain menyajikan sup, Yenny juga menjual sarang burung walet kering siap santap, baik untuk obat atau untuk konsumsi sehari-hari. Ada dua jenis sarang burung walet yang ditawarkan, yakni yang berasal dari gua atau alam dan sarang burung walet hasil ternak atau budidaya.
"Sarang burung walet yang dari gua warna kecokelatan, kami jual sampai Rp 38 juta per kilogram (kg). Sementara yang asalnya dari ternak, dihargai Rp 14-16 juta per kg. Itu warnanya putih," kata dia.
Yenny mengaku mendapatkan sarang burung walet dari pengepul dari Batam, Riau, dan Medan. Sarang burung walet yang dibelinya masih terdapat bulu-bulu halus sehingga Yenny dan karyawan lain harus membersihkannya supaya dijual dengan harga tinggi.
"Biasanya ramai pembeli kalau lagi hari libur, orang Singapura dan Batam membelinya. Mereka beli tidak langsung sekilo, tapi sedikit-sedikit biasanya 100 gram karena harganya mahal," tutup Yenny tanpa berani menyebut omzet penjualan sarang burung walet. (Fik/Gdn)*