Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa pemerintah mampu mengatasi tantangan perekonomian 2015 yang terhitung berat. Hal tersebut terlihat dari realiasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015.
Jokowi menerangkan, pada 2015 kemarin, Indonesia dirundung oleh banyak persoalan besar, antara lain perlambatan ekonomi dunia serta kekhawatiran kenaikan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).
"Tahun 2015 adalah tahun yang sangat berat bagi kita semua, tahun yang penuh tantangan, terutama sektor keuangan, karena banyak hal yang kita hadapi seperti perlambatan ekonomi dunia, ketakutan suku bunga The Fed,"kata dia saat membuka perdagangan saham 2016 di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (4/1/2016).
Baca Juga
Meski mendapat banyak tantangan, pemerintah ternyata mampu mengatasinya dengan berbagai kebijakan ekonomi. Alhasil, raihan APBNP 2015 mendekati target.
Jokowi mengatakan, pendapatan negara tembus 84,7 persen atau sekitar Rp 1.491 triliun. Penerimaan pajak mencapai 83 persen atau Rp 1.235,8 triliun. Kemudian non pajak tembus 93,8 persen atau Rp 252,4 triliun.
Jokowi mengatakan, serapan belanja negara mencapai 91,2 persen meleset tipis dari target yang dia patok antara 92 persen hingga 93 persen.
"Artinya apa yang ditakutkan selama ini tidak terjadi. Kalau kerja biasa mungkin seperti diperkirakan orang terjadi. Dengan deregulasi, saya meyakini ini emang kesempatan pada saat ekonomi sulit. Itu kesempatan kita merombak tatatan yang menghambat," terangnya.
Indikator makro pun menurutnya terhitung lebih baik meski perekonomian masih sulit. Pertumbuhan ekonomi, kata Jokowi berada di 4,7 persen hingga 4,8 persen. Angka inflasi jauh di bawah 5 persen.
"Dengan mengikuti perjalan detil setahun kemarin saya optimistis tahun 2016 akan jauh lebih baik dari kemarin," tandas dia. (Amd/Gdn)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6