Ini 3 Maskapai Paling Tepat Waktu di Indonesia

Batik Air menjadi maskapai penerbangan nasional dengan tingkat ketepatan waktu atau on time performance (OTP) terbaik.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 02 Feb 2016, 10:15 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2016, 10:15 WIB
haribatik-6-131002.jpg
Dua orang pramugari berdiri disamping sebuah pesawat Boeing 737-900. Maskapai Batik Air , anak perusahaan Lion Airi Bandara Soekarno - Hatta. (AFP/Adek Berry/wwn)

Liputan6.com, Jakarta - Batik Air menjadi maskapai penerbangan nasional dengan tingkat ketepatan waktu atau on time performance (OTP) terbaik jika dibandingkan dengan 14 maskapai nasional dengan penerbangan berjadwal lainnya. Tingkat ketepatan waktu Batik Air mencapai 91,21 persen.

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan JA Barata menjelaskan, Kementerian Perhubungan telah mengevaluasi ketepatan waktu maskapai dalam negeri selama 6 bulan atau untuk periode Juli 2015 sampai dengan Desember 2015. Evaluasi dilakukan kepada 15 maskapai berjadwal.

"Dari periode tersebut, terdapat 356.621 penerbangan dan persentase yang tepat waktu mencapai 77,16 persen atau sebanyak 275.172 penerbangan," ucapnya seperti dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (2/1/2016).

Tiga maskapai dengan persentase OTP tertinggi pada periode tersebut adalah pertama, Batik Air dengan prosentase OTP sebesar 91,21 persen, dengan jumlah penerbangan tepat waktu sebanyak 23.366 penerbangan dari total 25.617 penerbangan.

Kedua, Nam Air dengan OTP 90,61 persen, atau penerbangan tepat waktu sebanyak 8.248 penerbangan, dari total 9.103 penerbangan.

Ketiga, yaitu Garuda Indonesia dengan OTP 85,82 persen, dengan penerbangan tepat waktu sebanyak 77.955 penerbangan dari total 90.832 penerbangan.

Barata melanjutkan, dari evaluasi tersebut juga terdapat maskapai dengan tingkat keterlambatan cukup tinggi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya keterlambatan penerbangan. Pertama adalah faktor teknis operasional, yaitu faktor keterlambatan yang disebabkan faktor kondisi bandara atau di luar manajemen maskapai.

Kedua, faktor non-teknis operasional, yaitu faktor keterlambatan penerbangan yang disebabkan karena manajemen maskapai. Ketiga faktor cuaca dan keempat, faktor lainnya adanya kerusuhan atau demonstrasi di wilayah bandara. (Yas/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya