Liputan6.com, Beijing - Bank Sentral Cina telah mengeluarkan segenap kemampuannya agar stabilitas ekonomi dan nilai mata uang yuan dapat kembali pulih. Gubernur Bank Sentral China atau the People's Bank of China Zhou Xiaochuan mengemukakan depresiasi yuan akan tidak akan berlangsung lama.
Melansir laman Bloomberg, Selasa (16/2/2016) Zhou menjelaskan kondisi perekonomian negaranya kini berangsur membaik. Keseimbangan pembayaran baik, arus keluar modal yang normal dan nilai tukar pada umunya kembali stabil terhadap nilai mata uang.
Zhou juga membantah spekulasi China berencana untuk memperketat kontrol modal. Ia mengatakan tidak perlu khawatir tentang penurunan jangka pendek dalam cadangan devisa.
Advertisement
"Negara ini memiliki kepemilikan yang cukup untuk pembayaran dan untuk mempertahankan stabilitas," ujar dia.
Dia menyatakan, keseimbangan neraca pembayaran internasional dan daya kompetisi internasional China cukup bagus saat ini. Dana bergulir lintas negara berada dalam ruang fluktuasi yang rasional, nilai tukar yuan dengan mata uang keranjang cukup stabil malahan naik sedikit, maka tidak terdapat dasar bagi yuan untuk terus mengalami devaluasi.
Baca Juga
Zhou Xiaochuan menyatakan, dilihat dari keseluruhannya, ekonomi China sedang beroperasi dalam ruang fluktuasi yang rasional. Di bawah latar belakang yang pertumbuhan ekonomi dunia agak melamban dan pasar moneter internasional mengalami gejolak, pertumbuhan ekonomi China tercatat 6,9 persen sepanjang 2015, dengan suatu kecepatan yang cepat menengah, angka itu pun tergolong sangat besar di dunia internasional.
Profesor dari University of California at San Diego Victor Shih menjelaskan Zhou bekerja sangat keras agar langkah yang diambilnya tidak sia-sia.
Bank sentral China berusaha keras agar kepercayaan investor pada renminbi tidak tergerus dan pemerintah China pun tidak harus mengambil langkah besar untuk melepaskan seluruh kemajuan dari proyek renminbi yang sudah berjalan dalam beberapa tahun ke belakang.
Pelemahan nilai tukar mata uang China dan penurunan nilai saham telah berdampak besar pada perekonomian global. Nilai saham global pun merosot ke level terendah sejak dua tahun belakangan.
Bank Sentral China pun mengambil langkah agar mampu memperbaiki nilai mata uangnya terhadap dollar yang membatasi pergerakan maksimal dua persen. Shanghai Composite Index turun 2,3 persen pada pukul 9 pagi waktu setempat.
Guncangan perekonomian China juga berdampak besar pada situasi likuiditas negara tersebut. Bank Sentral China telah menyalurkan uang terhadap sistem keuangan ke sistem modal ditengah ketakutan nilai mata uang China yang dapat terus merosot.
Dari pada memotong suku bunga acuan, Bank sentral China memilih untuk menyuntik dana dalam sistem perekonomian. Suntikan dana telah mencapai lebih dari 1 triliun yuan sejak pertengahan Januari. Suntikan dana tersebut bersifat sementara dan dapat ditingkatkan kembali jika pembuat kebijakan tidak beralih fasilitas pinjaman. (Vna/Ahm)
Â
Â