Dana Ketahanan Energi untuk Terangi Wilayah yang Gelap Gulita

Dana ketahanan energi akan digunakan untuk proyek listrik demi meningkatkan rasio elektrifikasi.

oleh Septian Deny diperbarui 27 Feb 2016, 17:40 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2016, 17:40 WIB
Ilustrasi Mati Lampu
Ilustrasi Mati Lampu(Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah memutuskan untuk menunda pelaksanaan program Dana Ketahanan Energi (DKE). Meski demikian, pemerintah saat ini tengah menggodok ketentuan dan mekanisme dari pungutan dana tersebut.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, jika sudah berjalan nantinya, penggunaan DKE akan diprioritaskan untuk membangun proyek penyediaan energi baru dan terbarukan (EBT).

Sebagai contoh, dana tersebut bisa digunakan untuk membangun EBT untuk mendorong peningkatan rasio elektrifikasi di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang selama ini belum terjangkau jaringan listrik.

"Penggunaannya prioritas bagaimana melistriki desa-desa yang gelap, yang tidak bisa dijangkau oleh jaringan nasional, itu hanya bisa dilistriki oleh EBT," ujarnya di Jakarta, Sabtu (27/2/2016).

 


Kemudian, dana pungutan tersebut juga bisa digunakan sebagai subsidi harga jual EBT. Menurut Sudirman, saat ini harga energi alternatif jauh lebih mahal jika dibanding energi fosil. Hal tersebut disebabkan oleh anjloknya harga minyak bumi dan batubara di pasar global.

"Kemudian sebagian bisa digunakan untuk memberikan subsidi kepada pembelian EBT yang memang secara natural sekarang akan lebih mahal dibandingkan energi fosil. Kemudian juga bisa digunakan untuk mendorong eksplorasi, baik minyak, gas maupun eksplorasi sumber daya yang lain," kata dia.

Namun yang tidak kalah pentingnya, dana pungutan tersebut juga bisa digunakan sebagai bantalan jika harga minyak bumi mengalami kenaikan nantinya.

Saat harga minyak meningkat tajam, pemerintah bisa menggunakan dana tersebut untuk meredam kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri.

"Dan juga bisa digunakan untuk bantala harga kalau nanti harga minyak naik terlalu tinggi.
Jadi ini sebetulnya yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk jangka panjang. Kalau sekarang perlu sosialisasi dan kita sadari itu. Makanya kita siapkan segala sesuatu yang lebih baik," tandasnya. (Dny/Ndw)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya