Prinsipal Otomotif Diminta Bangun Industri Komponen di Indonesia

Industri otomotif Indonesia saat ini semakin ideal karena memperbanyak lini produksi termasuk mesin yang menggunakan komponen lokal.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Mar 2016, 21:44 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2016, 21:44 WIB
20160126-Produksi-Kijang-Inova-serta-Fortuner-Jakarta-IA
Sejumlah Pekerja menyelesaikan pembuatan mobil di pabrik Karawang 1 PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Jawa Barat, Selasa (26/1). Untuk The All New Fortuner sendiri, kandungan lokal produk mencapai 75%. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin berharap para prinsipal otomotif bukan hanya membangun pabrik perakitan di Indonesia. Mereka juga diminta untuk membangun pabrik komponennya di dalam negeri.

Saleh menilai, industri otomotif Indonesia saat ini semakin ideal karena memperbanyak lini produksi termasuk mesin yang menggunakan komponen lokal dan tidak hanya berupa proses perakitan.

Selain itu, pemerintah juga secara tegas mendorong perusahaan industri kendaraan bermotor meningkatkan investasi dan memperdalam struktur industri.

"Bukan hanya ke perusahaan mereka yang di Indonesia, kita juga sampai kejar ke prinsipal di negara asalnya. Ini untuk menunjukkan keseriusan sekaligus menyakinkan mereka agar ekspansi," ujar Menperin di Jakarta, Senin (7/3/2016).

Hal ini ditunjukan Toyota yang meresmikan pengoperasian pabrik (engine) di Karawang, Jawa Barat. Pabrik ini merupakan salah satu pabrik mesin otomotif terkini Toyota di dunia yang dibangun di atas lahan seluas 150 hektar (ha). Beroperasinya pabrik mesin ini senilai Rp 2,3 triliun ini juga ditargetkan mampu  menyerap tenaga kerja sekitar 1.000 orang.

"Dibangunnya pabrik mesin, juga industri komponen dan pelibatan pelaku lokal menunjukkan industri kita semakin ideal, apalagi orientasinya juga untuk ekspor. Industri otomotif kita on the track dan naik kelas," dia menjelaskan.

Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Masahiro Nonami menyatakan, dengan pemasok lokal baru sebanyak 12 perusahaan, pabrik ini akan memproduksi mesin aluminium R-NR dengan bahan bakar bensin dan ethanol untuk kendaraan penumpang. Pada 2016 ini rencananya akan diekspor 79 ribu mesin R-NR ke lima negara di kawasan Asia.

"Kapasitas produksi pabrik ini 216 ribu unit per tahun. Mesin buatan Karawang ini bukan hanya untuk pasar Indonesia tetapi juga akan diekspor ke luar negeri," kata Masahiro.

Sementara itu, Senior Managing Officer Toyota Motor Corporation Koei Saga mengungkapkan, langkah ekspansi merupakan bukti Indonesia menjadi negara produsen penting dan basis ekspor bagi produksi kendaraan dan mesin.

Toyota telah berkomitmen menanam modal Rp 5,4 triliun tahun ini setelah pada 2015 lalu menanam modal Rp 5 triliun. Dalam kurun waktu lima tahun, sejak 2015 hingga 2019, total rencana investasi Toyota sebesar Rp 20 triliun.(Dny/Nrm)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya