Ini PR Pemerintah Usai Gerhana Matahari Total

Gerhana matahari total merupakan fenomena alam yang sangat langka.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 09 Mar 2016, 11:50 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2016, 11:50 WIB
Gerhana Matahari Total
Gerhana matahari total merupakan fenomena alam yang sangat langka.

Liputan6.com, Jakarta - Gerhana matahari total (GMT) sudah berakhir. Untuk menikmatinya kembali, setidaknya butuh waktu 30-40‎ tahun lagi. Sementara di titik yang sama memerlukan waktu setidaknya 350 tahun.
 
Menteri Pariwisata RI Arief Yahya menilai berakhirnya gerhana matahari total justru menjadi awal bagi RI untuk terus meningkatkan promosi dan membangun lokasi-lokasi wisata yang ada. Ini menurut dia yang menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah Indonesia.

‎"Kebetulan lagi, fenomena itu melintasi Belitung, yang sedang diproyeksikan sebagai salah satu dari 10 top destinasi prioritas. Maka serba kebetulan ini harus dimaknai sebagai salah satu tanda zaman, bahwa saatnya pariwisata menjadi andalan di masa depan," kata Arief Yahya dalam keterangannya, Rabu (9/3/2016).

Dia menceritakan untuk momen GMT kali ini dia menyatakan ada 12 kota di RI yang menjadi titik pemantauan. Di kota-kota tersebut juga disajikan berbagai festival yang menandakan ciri khas dan kebudayaan masing-masing.

Arief mengakui di 12 kota tersebut belum memiliki fasilitas infrastruktur dan lokasi wisata yang belum dikemas dengan baik. Namun pemerintah berani mempromosikan ke dunia internasional mengenai wisata GMT ini.

"Biar wisman datang dulu, begitu melihat atraksi dan alam yang bagus, kelak mereka akan datang lagi. Itulah mengapa kami buat 100 event saat GMT, biar cultural-nya juga ikut menjadi daya tarik yang kuat," kata Menpar.

Tugas selanjutnya, menurut Arief, adalah mengabadikan sebuah peristiwa menjadi destinasi berkelanjutan. Menurutnya, di sinilah pentingnya monumen yang memiliki sandaran sejarah, arkeologis, astronomi, ilmu pengetahuan, yang mengingatkan GMT 2016. Peristiwa alam yang langka dan menjadi titik balik bagi wisatawan GMT. (Yas/Ndw)‎

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya