SDM Filipina Bakal Jadi Pesaing Ketat Saat MEA

Pemerintah berkomitmen menaikkan peringkat sumber daya manusia (SDM) ke posisi 3 pada 2017.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 31 Mar 2016, 11:25 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2016, 11:25 WIB
20160108-Ribuan-Pencari-Kerja-Serbu-Smesco-HEL
Pencari kerja bersiap mengikuti Indonesia Career Expo 2016 di SMESCO Exhibiton Hall, Jakarta, Jumat (8/1/2016). Terbatasnya kesempatan kerja diakibatkan ketidaksesuaian kebutuhan dengan ketersediaan tenaga. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Batam - Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi salah satu tantangan terbesar bagi Indonesia khususnya di sektor pariwisata.  Penerapan MEA maka terjadi pergerakan tenaga kerja antar negara ASEAN.

Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan (BPKK) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Ahman Sya  mengatakan, ancaman terbesar saat MEA ialah datangnya pekerja asing ke Indonesia. Dia mengatakan, pekerja Filipina memiliki peluang besar untuk datang ke Indonesia.

Dia bilang, Filipina memiliki kondisi ekonomi yang mirip dengan Indonesia. Karena itu, mereka bisa menerima standar upah seperti yang berlaku di Indonesia.

"Kalau Singapura income per kapita US$ 50 ribu per tahun. Malaysia kerja tidak mungkin dia US$ 20 ribu per tahun. Kalau orang Filipina hampir sama dengan Indonesia US$ 5 ribu per tahun," kata dia di Batam, Kamis (31/3/2016).

 

Ahman mengatakan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) masih rendah karena berada di posisi nomor 5 di ASEAN. Indonesia masih di bawah Thailand, Singapura, Malaysia dan Filipina.

"Kalau dari sisi kuantitas tidak ada yang mengalahkan kita. Jumlah kuantitas memadai, jumlah penduduk kita terbesar di ASEAN," ujar Ahman.

Dia mengatakan, pemerintah berkomitmen untuk menaikkan rangking SDM Indonesia ke posisi 3 pada 2017. Untuk itu, diperlukan komitmen bersama dari stakeholder terkait seperti institusi pendidikan.

Ada tiga aspek penting yang ingin didorong oleh pemerintah, yakni kecakapan bahasa asing, teknologi, serta manajerial.

"‎Kita punya tiga kelemahan, bahasa asing lemah, IT lemah, manajerial lemah‎. Tiga itu yang mengalahkan kita," ujar dia. (Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya