Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) akan melakukan uji pasar penjualan varian baru Bahan Bakar Minyak (BBM) Dexlite pada pekan ini. BBM non subsidi ini diprediksi bakal diminati masyarakat karena memiliki kualitas lebih baik dari solar subsidi. Lantas berapa harga Dexlite di pasaran nantinya?
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, Solar non subsidi tersebut lebih mahal dibandingkan yang disubsidi pemerintah. "Insya Allah dijual Rp 6.750 per liter," kata di Jakarta, Rabu (13/4/2016).
Menurut Bambang, meski harga Dexlite terpaut jauh dengan solar subsidi yang ditetapkan Rp5.650 per liter, Pertamina yakin Dexlite tetap diminati konsumen.
Adapun harga tersebut ditetapkan berdasarkan komposisi dari campuran bio diesel atau fatty acid methyl ester (FAME) di dalamnya. Ini sesuai dengan kebijakan pemerintah terkait pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) pada solar.
Baca Juga
Aturan pencampuran dikatakan memberikan tambahan biaya sekitar Rp 500 hingga Rp 1.000 per liter. "Nggak, masalahnya fame-nya, pemerintah minta campur fame," ujar Bambang.
Bambang mengungkapkan, jika tidak ada kewajiban pencampuran biodiesel pada Dexlite, harga solar non subsidi tersebut bisa lebih rendah dari Rp 6.750 per liter. Hingga kini harga biodiesel masih lebih mahal dibandingkan Solar.
"Kalau nggak minta campur fame saya bisa rendah, karena pemerintah minta campur fame, oke campur fame," tutur dia.
Bambang menambahkan, saat ini Pertamina sedang berusaha agar harga biodiesel sama seperti Solar, dengan menutupi perbedaan harga biosolar yang berasal dari dana sawit. Dengan begitu harga Dexlite bisa lebih rendah sekitar Rp 500 per liter dari Rp 6.750 per liter.
"Saya sedang proses supaya harga fame-nya sama kayak solar. Fame sama solar ada BLU (dana sawit), paling nggak sawit menurnkan Rp 500 per liter, kan tujuannya mengganti solar sama-sama diganti kan sama dari BLU," tutup Bambang. (Pew/Nrm)
Advertisement