Liputan6.com, Jakarta - Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) berharap penyediaan dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) bisa berkesinambungan dan tepat waktu untuk memastikan target pembangunan rumah bersubsidi pada tahun ini dapat terpenuhi.
Ketua Umum DPP REI, Eddy Hussy mengatakan, dalam waktu dekat asosiasi perusahaan properti tertua di Indonesia itu berencana mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) DPD REI Se-Indonesia untuk mengevaluasi target pembangunan 230 ribu unit yang dipatok pada 2016 dapat terpenuhi atau perlu dikurangi. Salah satunya dengan mempertimbangkan realisasi pembangunan rumah rakyat dalam tiga bulan pertama tahun ini.
"Tentu REI juga tidak mau (target) berkurang. Namun begitu kami perlu mendengarkan dulu berbagai kondisi di daerah-daerah, sebelum memutuskan mengenai target yang realistis dilakukan pada tahun ini," ungkap Eddy Hussy saat puncak HUT REI ke-44 di Batam, yang ditulis Liputan6.com, Senin (18/4/2016).
Baca Juga
Selama ini menurut Eddy, REI terus membangun komunikasi dengan seluruh stakeholder perumahan untuk memecahkan berbagai persoalan yang menghambat program Pembangunan Sejuta Rumah (PSR). Diakui respon dari pemerintah cukup cepat, dan REI memberikan apresiasi yang tinggi.
Dalam kesempatan itu, REI kembali menyatakan komitmen akan terus mendukung langkah pemerintah dalam mengupayakan penyediaan hunian yang layak untuk seluruh masyarakat Indonesia. Komitmen tersebut kembali dipertegas melalui tema Hari Ulang Tahun REI ke-44, yakni "Membangun Bersama REI, Mitra Sejati Sejuta Rumah”.
Tema HUT REI mencerminkan wujud hasrat, tekad, serta keinginan segenap anggota REI untuk menyukseskan PSR yang menjadi salah satu fokus dalam Program Nawacita Pemerintahan Presiden RI Joko Widodo.
Selain itu, kehadiran PSR mampu menjaga pertumbuhan bisnis properti pada saat ekonomi nasional mengalami perlambatan. Penjualan rumah segmen MBR masih tercatat tumbuh, apalagi ada bantuan fasilitas subsidi dari pemerintah dalam bentuk FLPP.
Data Badan Pusat Statistik mencatat backlog rumah saat ini mencapai 13,6 juta unit dan berpotensi akan terus meningkat jika tidak ada program penyediaan rumah dalam skala besar.
Pada 2016 ini, REI akan mendukung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) turun ke daerah-daerah untuk memastikan seluruh pemerintah daerah mempunyai pengertian dan prioritas yang sama mengenai PSR. Seluruh tim REI dari bidang Rumah Sederhana Tapak (RST) akan ikut terjun mengawal ke lapangan bersama Kementerian PUPR.
Berdiri sejak 1972, asosiasi yang beranggotakan kurang lebih 3.000 perusahaan pengembang ini menjadi wadah bagi para pelaku usaha di bidang realestat. REI kini berada di seluruh Indonesia, tepatnya di 34 provinsi. (Muhammad Rinaldi/Gdn)