7 Perilaku yang Bikin Utang Makin Menumpuk

Ada sejumlah tindakan yang tanpa sadar membuat utang makin menumpuk.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Mei 2016, 20:20 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2016, 20:20 WIB
Tak Selalu Jadi Mimpi Buruk, Ini 3 Alasan Kamu Boleh Berutang
Utang tak selalu menjadi mimpi buruk dan terlarang. Asalkan, kamu berutang dengan tiga kondisi ini.

Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang mau punya banyak utang? Hampir setiap orang pasti berkata tidak. Utang terlunasi ibarat lepas dari jeruji.

Karena harus membayar utang setiap bulan, Anda tidak bisa menikmati gaji secara utuh. Jika utang lunas pastinya Anda bisa menabung lebih banyak bahkan bisa investasi.

Namun dari banyaknya utang yang harus dilunasi, tanpa sadar Anda malah membuat tumpukan utang semakin parah. Misalnya menunda membayar kartu kredit atau mengambil cicilan mobil padahal cicilan rumah belum lunas.

Tak hanya itu saja, tindakan-tindakan berikut ini tanpa sadar membuat utang makin menumpuk seperti dikutip dari www.cekaja.com, Senin (2/5/2016).

1. Tidak memilah bunga yang tinggi

Sulit melunasi utang jika bunga terlalu tinggi. Satu-satunya cara menghindari hal ini adalah memilah bunga pinjaman sebelum memutuskan untuk menyetujuinya. Tenor atau lama pelunasan juga mempengaruhi. Semakin panjang tenor yang diambil, semakin besar bunga yang harus dibayar.

2. Arus kas negatif

Kalau tagihan dan cicilan Anda lebih besar daripada pemasukan, sangat sulit keluar dari jebakan utang. Ada dua cara untuk mengoreksi arus kas negatif: mengurangi pengeluaran atau tingkatkan penghasilan. Lebih bagus jika kamu melakukan keduanya.

Ada banyak bisnis yang bisa dilakukan dengan modal minimal. Atau jika tidak berniat berbisnis, lakukan cara-cara hemat belanja untuk mengurangi pengeluaran.

3. Menambah utang karena kondisi darurat

Tentunya menambah utang di saat utang menumpuk bukanlah keputusan bijak. Alasan yang memungkinkan situasi ini terjadi adalah saat ada pengeluaran tak terduga yang membuat Anda terpaksa menggesek kartu kredit.

Lantas bagaimana cara agar tidak menggunakan kartu kredit di saat darurat? Jawabannya adalah memiliki simpanan darurat.

Tak Pantau Sisa Utang

4. Tidak memantau sisa utang

Ada alasan di balik pebisnis sukses yang selalu teliti dalam mengecek laporan bisnisnya. Hal ini demi mendeteksi masalah lebih dini dan mengevaluasi sektor mana saja yang harus diperbaiki.

Kalau kamu malas mengecek berapa sisa utang dan malas mengontrol kemajuan pembayaran, tandanya kamu juga malas membuat kemajuan dalam utang Anda. Melihat nominal angka yang semakin kecil bisa membuat Anda makin termotivasi untuk melunasi utang.

5. Ada pengeluaran rahasia

Kalau kamu punya target melunasi utang, komunikasikan ini pada keluarga sehingga mereka juga bisa ikut berhemat. Misalnya kamu dan suami berusaha melunasi kredit mobil. Namun tanpa sepengetahuan, pasangan Anda menggunakan cicilan kartu kredit untuk membeli smartphone terbaru.

Bukannya berkurang, yang ada utang malah makin menumpuk. Daripada mendebatkan kebiasaan boros masing-masing, mulai membatasi dengan tegas berapa batas pengeluaran setiap bulan.

6. Pengeluaran tidak rutin

Memang mudah membuat  anggaran bulanan berdasarkan pengeluaran rutin. Sayangnya pengeluaran tidak rutin yang tidak ada dalam budget yang justru membuat Anda sulit melunasi cicilan. Misalnya hadiah untuk kerabat yang menikah, biaya vaksinasi hewan peliharaan, atau biaya oleh-oleh sepulang liburan.

7. Menunda melunasi utang

Melunasi utang memang bukan tugas mudah. Kamu harus mengontrol pengeluaran, harus berkorban dan menahan diri untuk tidak membeli barang yang diidam-idamkan demi melunasi utang.

Namun godaan terbesar bukan terletak pada hal-hal tersebut, tapi pada memulai. Semakin cepat Anda mulai melunasi, makin cepat juga kamu terbebas dari utang. (Ahm/Ndw)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya