Jurus RI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global

Gubernur BI Agus Martowardojo juga menyampaikan penjelasan mengenai perkembangan ekonomi dalam pertemuan negara ASEAN+3.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 04 Mei 2016, 22:15 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2016, 22:15 WIB
20160425-RDP-Jakarta-Agus-Martowardojo-JT
Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo mendengarkan saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/4). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menghadapi tantangan ekonomi global, Bank Indonesia (BI) dan Pemerintah berkomitmen untuk memperkuat kerja sama dengan negara-negara ASEAN, Jepang, Korea, dan Tiongkok (ASEAN+3).

Gubernur Bank Indonesia, Agus DW Martowardojo menyampaikan hal itu dalam pertemuan  negara-negara ASEAN+3 di Frankfurt, Jerman, kemarin. Agus hadir bersama dengan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Bambang Brodjonegoro, pada pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara ASEAN+3.

Agus mengatakan ada tiga langkah penguatan yang disepakati dalam pertemuan tersebut, yaitu komitmen bersama untuk memperkuat penyediaan fasilitas likuiditas jangka pendek sebagai jaring pengaman keuangan di wilayah regional dalam kerangka Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM).

 

Kemudian memperkuat unit surveillance regional yaitu ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), dan pengembangan pasar obligasi berdenominasi mata uang lokal kawasan dalam kerangka Asian Bond Markets Initiative (ABMI).

"Bagi Indonesia, kerja sama ASEAN+3 sangat penting, terutama dalam 3 hal," kata Agus dalam keterangan tertulis, Rabu (4/5/2016).

Ia menuturkan, kerja sama itu, pertama, penyediaan fasilitas likuiditas jangka pendek untuk mengantisipasi dan mengatasi krisis keuangan. Kedua, membantu memonitor dan menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan Indonesia melalui pelaksanaan evaluasi terhadap perekonomian Indonesia secara reguler oleh AMRO.

Sementara ketiga, mendukung upaya pendalaman pasar keuangan dalam menjaga stabilitas keuangan baik dalam negeri maupun kawasan.

"Menghadapi perekonomian global yang masih tidak berimbang serta ketidakpastian dan risiko ke depan, kawasan ASEAN+3 diharapkan dapat menjadi mesin pertumbuhan. Untuk itu, kerja sama antar negara menjadi penting," tambah Agus.

Dalam pertemuan juga dilakukan pertukaran pandangan mengenai kondisi ekonomi dan keuangan kawasan yang masih dihadapkan pada sejumlah tantangan. Pada kesempatan ini, Agus juga menyampaikan penjelasan mengenai perkembangan ekonomi serta kebijakan yang telah diambil oleh Indonesia.

Berbagai kebijakan diambil untuk mengantisipasi pelemahan pertumbuhan ekonomi global, termasuk implementasi bauran kebijakan yang dinilai efektif dalam menjaga stabilitas keuangan, serta mendukung pertumbuhan ekonomi domestik. (Yas/Ahm)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya