Liputan6.com, Jakarta - Satu juta petani berbagai komoditas sektor agro di seluruh Indonesia menjadi sasaran penerima manfaat dari skema Inovasi Rantai Nilai. Skema pembiayaan kredit ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.
Ketua Kamar Dagang Industri Indonesia (Kadin) Rosan Roeslani mengatakan petani swadaya memainkan peran penting dalam perekonomian lndonesia. Sayangnya, para petani masih menemui banyak kendala dalam mempertahankan apalagi meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian mereka. Oleh karena itu, mereka perlu fasilitas pinjaman kredit yang menguntungkan.
Baca Juga
"Skema Inovasi Rantai Nilai bagi sektor agro merupakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Plus, sebuah skema kredit untuk petani dengan manfaat tambahan seperti pemberian biaya hidup selama masa tunggu panen,"kata Rosan, di acara Inovasi Rantai Nilai, di Balai Kartini, Jakarta, Senin (23/5/2016).
Advertisement
Baca Juga
Program ini juga memberi dukungan infrastruktur perkebunan, penyediaan bibit dan pupuk berkualitas, pendampingan dan disiplin implementasi praktek budidaya yang baik. Kemudian akses terhadap perbankan dan edukasi literasi keuangan, pemberdayaan petani melalui koperasi serta bantuan pengurusan sertifikasi manajemen lingkungan (sustainability).
"Uji coba implementasi program ini telah berhasil dilakukan di komoditas jagung, kelapa sawit dan kopi, yang kemudian diikuti oleh kakao dan komoditas lain seperti padi, kedelai, kentang, hortikultura dan karet," tuturnya.
Proyek-proyek uji coba ini telah terbukti berhasil meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani rata-rata 25 persen, tergantung dari komoditas dan petani yang mengikuti program ini.
Program kemitraan terpadu yang diusung oleh Pemerintah Indonesia, yang difasilitasi pelaksanaannya oleh Partnership for Indonesia's Sustainable Agriculture (PISAgro) ini telah berhasil menjangkau lebih dari 445 ribu petani pada 2015, dengan luas area mencapai lebih dari 350 ribu hektar. Dari tingkat partisipasi petani pada 2015, program ini menjangkau 83 ribu petani dan total lahan mencapai 67 ribu hektar.