Salurkan Daging Impor, Perusahaan Ini Mengaku Tak Untung

Pemerintah memutuskan untuk mengeluarkan rekomendasi izin impor daging sapi 10 ribu ton.

oleh Septian Deny diperbarui 17 Jun 2016, 14:58 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2016, 14:58 WIB
Daging Sapi
Pemerintah memutuskan untuk mengeluarkan rekomendasi izin impor daging sapi 10 ribu ton.

Liputan6.com, Jakarta - ‎Salah satu importir daging, PT Indoguna Utama mengaku tidak mendapatkan untung dalam keikutsertaannya menyalurkan daging sapi murah bagi masyarakat. Importir tersebut menjual daging seharga Rp 70 ribu per kg.

Direktur PT Indoguna Utama Juard Effendi mengatakan, keikutsertaan dalam menjual daging murah ini atas permintaan Kementerian Pertanian (Kementan) sekaligus mendukung upaya pemerintah menekan harga daging di pasar.

"Harganya Rp 70 ribu, itu tidak untung. Bisa dicek, harga dari luar berapa (impor), kemudian kena bea masuknya berapa," ujar dia di Jakarta, Jumat (17/6/2016).

Juard menyatakan, daging tersebut karena sebenarnya daging impor ini diperuntukkan untuk konsumsi rumah tangga. Daging impor tersebut diperuntukkan untuk kebutuhan hotel, restoran dan kafe (horeka) serta industri. "Itu jenisnya (daging) CL 95. Sebenarnya memang bukan untuk operasi pasar, tapi untuk horeka dan industri," kata dia.

Juard mengatakan alokasi daging sapi impor untuk kebutuhan masyarakat ini diharapkan tidak mengganggu pasokan daging ke industri. Karena Kementerian Pertanian telah berjanji akan segera mengeluarkan rekomendasi impor untuk mengganti daging tersebut.

"Mudah-mudahan nggak ganggu kebutuhan industri, karena sudah dijanjikan mau diganti. Impor kuartal I kemarin sekitar 15 ribu ton, kuartal II 12 ribu-13 ribu ton, kuartal III mungkin belasan ribu ton," tandas dia.

Sebelumnya pada 30 Mei 2016, pemerintah resmi keluarkan rekomendasi izin impor daging sapi. Langkah pemerintah ini untuk menjaga pasokan jelang bulan Ramadan sehingga harga daging tidak terlalu bergejolak.

Pemerintah memutuskan untuk mengeluarkan rekomendasi izin impor daging sapi tersebut setelah melakukan rapat koordinasi di Istana Presiden yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dan Menteri Perdagangan Thomas Lembong.

"Rekomendasi telah keluar. Untuk daging jumlahnya 10 ribu ton," tegas Amran di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/5/2016),

Amran menjelaskan, dalam pertemuan itu, tidak hanya persoalan daging sapi yang ditagih Presiden Jokowi untuk harganya tetap dijaga, melainkan juga komoditas pangan lain seperti jagung dan bawang.

Rekomendasi impor yang dikeluarkan pemerintah tersebut nanti akan diberikan salah satunya ke PT Bedikari (Persero). Berdikari merupakan BUMN yang memiliki tugas meningkatkan penyediaan pangan hewani yang aman dan kesejahteraan peternak melalui kebijakan dan program pembangunan peternakan yang berdaya saing dan berkelanjutan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal.

‎"Nanti kita tindaklanjuti rapat koordinasi di Kantor Kementerian BUMN. Kemudian besok kita bahas bersama, tiga kementerian kemudian Eselon 1 dan Eselon 2," tegas Amran. Dengan dikeluarkannya rekomendasi ini Amran memastikan daging dari Australia ini akan tiba di Jakarta‎ sebelum bulan Ramadan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya