Blok Cepu Jadi Andalan RI buat Raih Target Lifting Minyak

Awalnya pemerintah mengajukan lifting minyak sebesar 780 ribu bph, kini naik menjadi 815 ribu barel.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Sep 2016, 10:18 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2016, 10:18 WIB
20151007-Ilustrasi Tambang Minyak
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Produksi minyak Blok Cepu Bodjonegoro akan digenjot untuk memenuhi target lifting minyak nasional, yang disepakati sebesar 815 ribu barel per hari (bph) ‎dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2017.

Awalnya pemerintah mengajukan lifting minyak sebesar 780 ribu bph.‎ Kemudian saat rapat dengan Komisi VII, dewan meminta target tersebut naik menjadi 815 ribu bph dan kemudian dibawa ke Badan Anggaran DPR (Banggar).

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengatakan, ‎untuk mengejar target lifting minyak 2017, produksi minyak Banyu Urip blok Cepu ditambah dari 165 ribu bph menjadi 200 ribu bph.

Selama ini, sumur minyak tersebut memang menjadi andalan pemerintah untuk menopang produksi minyak di Indonesia.

"Banyu Urip naik dari 165 ribu ke 200 ribu barel. Kan Begini target ditetapkan 815 ribu bph,"‎ kata Amien, di Jakarta, Selasa (20/9/2016).

Menurut Amien, pengajuan angka 780 ribu bph pemerintah sebelum diputuskan menjadi 815 ribu bph, sudah berdasarkan perhitungan dari kondisi nyata produksi minyak Indonesia, setelah target lifting naik menjadi 815 ribu bph, SKK Migas akan mencari cara untuk mencapainya.

"Karena sudah diputuskan itu kerjaan SKK Migas untuk menyiapkan biar tercapai.‎ Semua sudah dihitung ada resiko macam-macam ketemu 780 ribu bph. Nah, diputuskan 815 bph tambahan dari Banyu Urip tapi kan ada kemungkinan jarangnya. Jadi SKK Migas harus cari-cari kalau ada kekurangan," terang Amien.

Dia mengungkapkan, untuk menggenjot produksi minyak, maka harus agresif melakukan kegiatan pencarian cadangan baru. Tetapi hal tersebut akan ber‎dampak pada cost recovery.

"Itu natural, dari grafik jelas pesannya ke depan harus agresif eksplorasi agar dapat cadangan baru," tutup Amien.(Pew/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya