Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan mengintegrasikan seluruh proses bongkar muat di pelabuhan untuk mempersingkat waktu bongkar muat (dwelling time). Targetnya diharapkan di bawah tiga hari sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan instansi yang terlibat dalam proses bongkar muat pelabuhan, antara lain Kementerian Perdagangan, Kementerian Perhubungan, dan Direktorat Bea dan Cukai terkait dwelling time.
"Untuk supaya proses dwelling time bisa sesuai dengan permintaan Presiden itu di bawah 3 hari," kata Luhut, di Kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Selasa (20/9/2016).
Luhut menuturkan, saat ini dilakukan penentuan langkah untuk merealisasikan keinginan Presiden tersebut oleh kelompok kerja. Targetnya tim sudah merumuskan langkah menekan dwelling time pada pekan depan.
"Sekarang langkah-langkahnya itu kita mau bikin seperti checklist. Nanti, Pokjanya kerja, kita harap 3 atau 4 Oktober sudah," tutur Luhut.
Luhut mengungkapkan, salah satu langkah yang akan dilakukan adalah mengintegrasikan seluruh proses bongkar muat di pelabuhan dengan sistem elektronik, sehingga lebih efisien.
"Jadi sekecil mungkin ada personal contact misalnya Dirjen Perdagangan Luar Negeri, semua aparat dia itu sudah masuk dalam sistem elektronik tadi. Bea cukai juga begitu, jadi semua kalau checklist sudah ada ya sudah jalan begitu," jelas Luhut.
Luhut melanjutkan, selain mempercepat proses dokumen, perbaikan pada sisi teknis di lapangan juga harus dilakukan untuk mempercepat proses dwelling time. Langkahnya dengan perbaikan alat pengangkat(crane) dan memaksimalkan penggunannya.
"Kita lakukan perbaikan. Misalnya crane-nya, yang twin crane itu kalau perlu perbaikan ya kita perbaiki. Maksimalkan double crane jadi lebih cepat pemindahan kontainernya," tutur Luhut. (Pew/Ahm)
Proses Bongkar Muat Bakal Terintegrasi di Pelabuhan
Pemerintah menargetkan dwelling time menjadi di bawah tiga hari.
diperbarui 20 Sep 2016, 15:59 WIBDiterbitkan 20 Sep 2016, 15:59 WIB
Sejumlah kontainer berisi 163,5 ton jeroan sapi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (16/6). Pihak Bea dan Cukai menggagalkan penyelundupan 7 kontainer daging sapi beku jenis jeroan asal dari Australia dan Selandia Baru. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Sholat Niatnya Mendapat Surga Apakah Termasuk Ikhlas, Apa Diterima? Simak UAH
Cara Menurunkan Gula Darah yang Mencapai 500, Lakukan Langkah Ini Segera
Mensesneg Pastikan Retret Kepala Daerah Pakai APBN, Bukan Uang Pribadi Prabowo
Jangan Remehkan Genangan Air, Simak Dulu Tipsnya sebelum Melibas dengan Aman
Venezuela Bebaskan 6 Warga AS Usai Pertemuan Maduro dan Utusan Trump
Top 3: Dolar AS Mendadak ke Rp 8.170 di Google Finance, Ini Tanggapan Bank Indonesia
Inilah 5 Makanan di Sekitar Kita yang Bisa Turunkan Kolesterol
Prediksi Liga Inggris Arsenal vs Manchester City: Tensi Panas di Emirates Stadium
Gitaris Sepultura Masih Berharap Adik Kakak Igor dan Max Cavalera Ikut Reuni dalam Konser Penutup Tur Mereka
Resep Bumbu Ikan Bakar Spesial: Panduan Lengkap untuk Hidangan Lezat
BMKG Ingatkan Jawa Barat Potensi Hujan Esktrem pada 2-7 Februari 2025
DPR: Revisi UU BUMN Disahkan di Paripurna Selasa 4 Februari 2025