PLTP Lahendong Siap Atasi Krisis Listrik di Sulut

PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaannya PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) serius mengembangkan sumber energi terbarukan.

oleh Liputan6 diperbarui 28 Sep 2016, 12:54 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2016, 12:54 WIB
20160330- Progres Pembangun PLTP Unit 5 & 6 di Tompaso-Sulut-Faizal fanani
Tiang pemancang terpasang di pembangunan PLTP Unit 5 & 6 di Tompaso, Sulut, Rabu (30/3). PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) terus mengembangkan energi yang berfokus pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaannya PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) serius mengembangkan sumber energi terbarukan. Salah satunya ikut membantu krisis listrik dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dilakukan PGE Lahendong di daerah Tompaso, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.

“Kami menyuplai 40 persen kebutuhan listrik di Sulawesi Utara. Saat ini pembangunan PLTP Unit 5 dan 5 di Tompaso sudah rampung dan siap dioperasikan. Kapasitasnya 2 x 20 MW,” ungkap GM PT PGE Lahendong, Salvius Patangke di Tomohon, ditulis Rabu, 27 September 2016.

Patangke mengatakan, apa yang dilakukan oleh pihaknya merupakan kontribusi bagi masyarakat Sulut khususnya di bidang kelistrikan.

PGE Area Lahendong merupakan wilayah WKP milik PGE yang mengoperasikan pemanfaatan panas bumi pada Area Geothermal di daerah Lahendong-Tomohon. Setelah mengembangkan dan mengoperasikan PLTP Unit 1,2,3 dan 4 dengan kapasitas masing-masing unit sebesar 20 MW yang dilakukan bertahap sejak 2001 hingga 2011, mulai 2015 lalu PGE Area Lahendong memulai pengerjaan pembangunan PLTP Unit 5 & 6 dengan kapasitas 2 X 20 MW.

Sarvius menambahkan, pembangunan PLTP Unit 5 dan 6 dirampungkan lebih cepat yang ditargetkan. “Kami kebut dan akhirnya sudah bisa rampung dan sudah bisa dioperasikan dalam waktu dekat,” ujar dia.

PLTP Unit 5 dan 6 merupakan Total Project dengan total investasi sebesar US$ 282,07 juta di mana sejak tahap eksploitasi panas bumi hingga pembangkitan listrik dilakukan oleh PGE. Listrik yang diproduksi akan disalurkan kepada PT PLN (Persero). Hal ini berbeda dengan PLTP Unit 1-4 di mana PGE hanya menyalurkan uap kepada PLN untuk kemudian membangkitkan listrik melalui PLTP milik PLN.

“PGE dapat melaksanakan pengerjaan proyek PLTP Unit 5&6 lebih cepat karena dukungan pemerintah, baik pusat maupun daerah beserta masyarakat sekitar. Dukungan tersebut di antaranya ditunjukkan dengan cepatnya proses pekerjaan dari tahap perijinan, pembebasan lahan, serta proses pelelangan yang tepat waktu,” papar dia.

Selain pencapaian tersebut, PGE Area Lahendong juga berkomitmen terhadap keselamatan kerja (safety). Pantauan di lokasi proyek yang berjarak sekitar 20 Km dari kantor pusat PGE Lahendong Tomohon, sistem pengamanan dan keselamatan dijalankan dengan ketat.

“Kita harus ikuti seluruh prosedur sesuai dengan standar yang ada,” ujar Dhimas Wibisono. (Yoseph Ikanubun)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya