Dana CPO Fund Terkumpul Rp 7,19 Triliun sampai Agustus

Dana CPO ini dikumpulkan dari para produsen kelapa sawit yang mengekspor produknya ke negara lain.

oleh Septian Deny diperbarui 03 Okt 2016, 16:31 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2016, 16:31 WIB
Dana CPO ini dikumpulkan dari para produsen kelapa sawit yang mengekspor produknya ke negara lain.
Dana CPO ini dikumpulkan dari para produsen kelapa sawit yang mengekspor produknya ke negara lain.

Liputan6.com, Jakarta Total dana yang terkumpul dalam program crude palm oil (CPO) fund mencapai Rp 7,19 triliun sampai Agustus 2016.

Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit Bayu Krisnamurthi mengatakan, ‎pada tahun lalu, total dana yang terkumpul dalam program tersebut sebesar Rp 13 triliun.

Dana ini dikumpulkan dari para produsen kelapa sawit yang mengekspor produknya ke negara lain.

"Dana sawit yang terkumpul sampai akhir Agustus 2016 sebesar Rp 7,19 triliun. Itu dana yang terkumpul dari Januari sampai Agustus saja," ujar dia di  Jakarta, Senin (3/10/2016).

Menurut dia, hingga akhir ‎tahun ini total dana pungutan tersebut yang bisa terkumpul sekitar Rp 15 triliun-Rp 16 triliun.

Angka ini berasal dari perkiraan penerimaan pada tahun ini ditambah dana yang masih ada di tahun lalu dan dikurangi pengeluaran sepanjang tahun ini.

"Penerimaan BPDP tahun lalu sebesar Rp 13 triliun. Tentunya dengan ditambah penerimaan tahun lalu dan sebagian pengeluaran sampai akhir tahun, maka ‎di akhir tahun kita bisa memiliki dana Rp 15 triliun-Rp 16 triliun," kata dia.

Bayu menjelaskan, dana CPO fund tersebut salah satunya akan dimanfaatkan untuk program penanaman kembali (replanting) perkebunan sawit rakyat. Pada saat ini, pihaknya memiliki target 1 juta hektar lahan yang akan masuk replanting.

"Ini urgent karena kita akan kehilangan income.‎ Antara 20-35 tahun yang untuk di-replanting, dan kalau kita telusuri ke belakang memang booming sawit tahun 1983. Waktu itu memang deregulasi sehingga kredit waktu itu besar tahun 1983-1985-an. Sekarang waktunya di replanting," tandas dia. (Dny/Nrm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya