Untung Dharma Satya Nusantara Naik 71,21% hingga September 2024

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode sembilan bulan 2024

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 31 Okt 2024, 16:30 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2024, 16:30 WIB
Ilustrasi CPO 1 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi CPO 1 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024.

Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 860,54 miliar. Laba tersebut naik 71,21 persen dibandingkan laba per September 2023 yang tercatat sebesar Rp 502,63 miliar.

Segmen kelapa sawit tetap menjadi kontributor utama pendapatan perusahaan, menyumbang sekitar 86% dari total pendapatan.

Peningkatan laba per September 2024 didorong oleh kenaikan penjualan sebesar 9% yoy, mencapai Rp 7,2 triliun dari sebelumnya Rp 6,6 triliun, serta penurunan harga pupuk yang berkontribusi positif terhadap efisiensi biaya. Dengan demikian, EBITDA tercatat tumbuh sebesar 34% yoy menjadi Rp 2,1 triliun.

Harga CPO Naik

Kinerja positif ini juga didukung oleh kenaikan harga jual rata-rata (Average Selling Price/ASP) untuk Crude Palm Oil (CPO), Palm Kernel (PK), dan Palm Kernel Oil (PKO), masing-masing sebesar 8%, 28,2%, dan 22,2% yoy, dengan harga mencapai Rp 12.421 per kg untuk CPO, Rp 6.559 per kg untuk PK, dan Rp 16.014 per kg untuk PKO.

Selain itu, pendapatan produk kayu panel menunjukkan perbaikan, dengan peningkatan sebesar 13,2% yoy, mencapai Rp 503 miliar akibat sales volume yang lebih baik dengan menangkap peluang pasar kayu yang banyak ditinggalkan oleh kompetitor saat tekanan ekonomi global terjadi pada tahun lalu.

“Perusahaan terus berupaya meningkatkan produktivitas dan menerapkan strategi tata kelola yang baik agar biaya produksi dapat dikendalikan dengan efektif. Hingga akhir 2023, kami telah melakukan peremajaan dengan menumbang 675 hektar pohon kelapa sawit yang kurang produktif dan menanam kembali 500 hektar untuk memastikan kebun kami berada dalam kondisi usia prima (prime age),” ujar Direktur Utama PT Dharma Satya Nusantara Tbk, Andrianto Oetomo dalam keterngan resmi, Kamis (31/10/2024).

 

Energi Terbarukan

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Segmen usaha Energi Terbarukan (Renewable Energy) juga memberikan kontribusi melalui penjualan palm kernel shell (PKS), dengan pendapatan sebesar Rp 162 miliar. Komoditas ini merupakan salah satu produk ekspor utama yang dipasarkan ke Jepang bekerja sama dengan Erex Singapore Pte. Ltd. Hingga kuartal ini, DSNG telah mengekspor sebanyak 84 ribu ton PKS.

Dari sisi produksi, jumlah Tandan Buah Segar (TBS) yang diproduksi oleh segmen kelapa sawit pada kuartal III-2024 mengalami penurunan sebesar 5,1% yoy, dari 1,64 juta ton menjadi 1,56 juta ton.

Penurunan ini sejalan penurunan produksi yang dialami oleh industri kelapa sawit, terutama yang disebabkan oleh dampak cuaca kering yang terjadi sejak tahun lalu, terutama di wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

Selain itu, perbaikan rendemen (yield recovery) cenderung terhenti di sepanjang tahun 2024, sehingga pertumbuhan output CPO secara industri juga mengalami perlambatan. Namun demikian, sepanjang 2024, perusahaan berhasil mencatatkan peningkatan pada tingkat Oil Extraction Rate (OER) yang berada di kisaran 24%.

Hingga kuartal III-2024, OER meningkat 4,9% yoy, dari 22,93% menjadi 24,04%. Selain itu, kadar free fatty acid (FFA) mencapai 2,84%, lebih baik dibandingkan batas standar 3%, menjadikan CPO yang dihasilkan berkualitas premium.

Secara keseluruhan, kinerja keuangan DSNG pada kuartal III-2024 mencerminkan posisi keuangan yang kokoh, dengan total aset mencapai Rp 17,4 triliun, naik 7,8% yoy. Liabilitas perusahaan tercatat sebesar Rp 7,8 triliun, sementara ekuitas mencapai Rp 9,6 triliun.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya