Ini Penyebab Harga Daging Sapi Mahal di Indonesia

Saat ini populasi sapi perah di dalam negeri hanya sekitar 500 ribu ekor.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Nov 2016, 13:09 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2016, 13:09 WIB
Saat ini populasi  sapi perah di dalam negeri hanya sekitar 500 ribu ekor.
Saat ini populasi sapi perah di dalam negeri hanya sekitar 500 ribu ekor.

Liputan6.com, Jakarta - Populasi sapi perah Indonesia terus menurun. Penurunan ini berkaitan erat dengan tingginya harga daging sapi di dalam negeri.

Ketua Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI) Agus Warsito mengatakan, saat ini populasi sapi perah di dalam negeri hanya sekitar 500 ribu ekor. Angka tersebut turun 16,5 persen dibandingkan pada 2012 yang sebanyak 600 ribuan ekor.

"Selama satu dekade terakhir, usaha peternakan sapi perah rakyat mengalami kemunduran, ini ditandai dengan berkurangnya populasi ternak. Pada 2015, populasi sapi ini sebesar 525.171 ekor, turun dari 2012 sebanyak 611.940 ekor," ujar dia dalam diskusi media Industri Sapi Perah Nasional di Jakarta, Selasa (8/11/2016).

Agus mengungkapkan, tingginya harga daging sapi di dalam negeri berkontribusi pada penurunan populasi sapi ini. Dengan harga daging sapi tinggi‎, membuat para peternak memilih untuk memotong sapi betina produktifnya dan dijual dalam bentuk daging.

"Harga daging tinggi sehingga peternak untuk sapi perah yang tidak produktif dilarikan ke pemotongan," kata dia.

Agus mencontohkan, pada sebuah rumah potong hewan (RPH) di Jawa Timur, memotong sapi sebanyak 70 ekor-80 ekor per hari. Dari jumlah tersebut, 50 persennya merupakan sapi betina produktif.

"Kondisi di RPH di Jawa Timur, mereka potong 70 ekor-80 ekor per hari, ini 50 persennya betina dan 30 persennya dalam kondisi bunting, ada janinnya sapi pedet. Ini luar biasa dampak dari harga daging,"‎ ujar dia. (Dny/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya