Menteri PUPR: Rush Money Tak Berdampak ke Sektor Properti

Keamanan uang yang disimpan di perbankan nasional telah dijamin oleh pemerintah.

oleh Septian Deny diperbarui 23 Nov 2016, 12:05 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2016, 12:05 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan isu penarikan uang di bank secara ‎massal (rush money) tidak akan mengganggu sektor properti.

Basuki menyatakan, dirinya belum mendapatkan laporan dari para pengembang dan asosiasi terkait dampak rush money pada sektor properti. Menurut dia, sejauh ini sektor tersebut masih berjalan normal dan optimistis akan lebih cerah di tahun depan.

"Saya tanya di REI (Real Estate Indonesia) tidak ada apa-apa. Apersi (Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia) tidak ada apa-apa dan tidak ada pengaruh‎," ujar dia di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (23/11/2016).

‎Jika isu rush money benar-benar terjadi, memiliki potensi dampak pada likuiditas dan stabilitas perbankan di dalam negeri. Namun Basuki meminta agar masyarakat dan pengembang tidak khawatir. "Tidak ada khawatiran). Aman saja, nggak ada apa-apa tuh," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga telah meminta masyarakat untuk tidak termakan isu rush money. Menurut dia, tidak ada alasan yang kuat bagi masyarakat untuk menarik uang yang selama ini disimpan di bank.

Sri Mulyani mengatakan, keamanan uang yang disimpan di perbankan nasional telah dijamin oleh pemerintah. Oleh sebab itu, masyarakat tidak perlu khawatir akan kondisi perbankan di dalam negeri.

"Saya ulangi sekali lagi, keamanan uang dari masyarakat yang ada dalam sistem perbankan dijamin dan dijaga pemerintah. Kita juga mengharap masyarakat menjaga dan menjaminnya," ‎kata dia. (Dny/Gdn)

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya