Pertamina dan KAI Uji Coba Penggunaan Gas Cair Buat Kereta

Pertamina dan KAI telah melakukan uji coba statis penggunaan gas] pada Mei 2016.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Des 2016, 15:34 WIB
Diterbitkan 20 Des 2016, 15:34 WIB

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) menjalin kerja sama untuk mendukung program pemerintah konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG). Dalam kerja sama ini, Pertamina akan memasok gas alam cair atau Liqufied Natural Gas (LNG) yang akan digunakan sebagai bahan bakar kereta api.

Senior Vice President Enginering Compression and Tecnology Development Pertamina Tanudji mengatakan, ‎saat ini Pertamina dan KAI sedang melakukan uji coba. LNG tersebut disuplai untuk bahan bakar kereta pembangkit di Stasiun Kereta Api Bandung.

"Dengan program ini maka kereta pembangkit menggunakan dua bahan bakar sekaligus yakni LNG dan Solar," kata Tanudji, dalam Peluncuran Uji Coba Penggunaan LNG untuk Kereta Pembangkit, di Stasiun Bandung, Jawa Barat, Selasa (20/12/2016).

Sebelumnya, Pertamina dan KAI telah melakukan uji coba statis penggunaan gas pada Mei 2016 dan uji coba dinamis pada kereta pembangkit pada Oktober 2016 di Balai Yasa Yogyakarta. Sedangkan yang dilakukan hari ini adalah uji coba operasional pada kereta api pembangkit Argo Parahyangan jurusan Bandung – Jakarta.

“Program diversifikasi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke sektor gas (LNG) pada sektor transportasi, khususnya Kereta Api ini merupakan salah satu bentuk keseriusan Pertamina dan KAI membantu pemerintah dalam meningkatkan ketahanan energi dan konservasi lingkungan hidup,” ucap Tanudji.

Uji coba penggunaan LNG untuk kereta pembangkit, di Stasiun Bandung, Jawa Barat, Selasa (20/12/2016).

Tanudji menambahkan, selain sejalan dengan Undang-Undang Nomor 30 tahun 2007 tentang Energi, diversifikasi BBM ke gas juga sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2014 bahwa target bauran energi pada tahun 2025 adalah 22 persen penggunaan gas, dan minyak bumi turun dari 46 persen menjadi 25 persen.

“Jika tidak ada kendala, diversifikasi BBM ke gas sebagai bahan bakar kereta pembangkit ditargetkan untuk komersialisasi pada Maret 2017 dan kemudian akan dilanjutkan ke kereta lokomotif,” tutup Tanudji. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya