Terpendam di 463 Titik, Berapa Nilai Harta Karun di Laut RI?

Harta karun di bawah laut Indonesia apabila dilelang mempunyai harga jual yang tinggi, mengingat BMKT tersebut sangat bersejarah.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 05 Feb 2017, 09:12 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2017, 09:12 WIB
Lantai 2 Gedung Mina Bahari IV KKP didesain apik menjadi galeri yang memamerkan sekitar 2.000 koleksi harta karun.
Lantai 2 Gedung Mina Bahari IV KKP didesain apik menjadi galeri yang memamerkan sekitar 2.000 koleksi harta karun.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebut ada 463 titik teridentifikasi terpendam harta karun dari kapal-kapal yang karam di perut laut Indonesia.

Dari tumpukan Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) di lokasi tersebut, ditaksir memiliki nilai jual hingga Rp 168,91 triliun.

Mengutip data hasil survei Asosiasi Perusahaan Pengangkatan dan Pemanfaatan Benda Muatan Kapal Tenggelam Indonesia (APPP BMKTI), dari semua lokasi kapal tenggelam itu, diperkirakan terdapat harta karun sekitar US$ 12,7 miliar.

Jika dihitung dengan kurs rupiah saat ini Rp 13.300 per dolar Amerika Serikat (AS), maka nilai ekonomi dari harta karun itu bisa mencapai Rp 168,91 triliun.

"Potensi nilai BMKT dari 463 titik memang sampai ratusan triliun rupiah," kata Kasubdit Air Laut, Non Energi, dan BMKT DJPRL KKP, Zaki Mahasin saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Minggu (5/2/2017).
‎
Menurut Zaki, harta karun di bawah laut Indonesia apabila dilelang mempunyai harga jual yang tinggi, mengingat BMKT tersebut sangat bersejarah.

Lebih jauh dia menjelaskan, dari 10 pengangkatan BMKT di bawah tahun 2010, pengangkatan harta karun dari kapal karam di perairan Cirebon sudah ditaksasi dengan nilai mencapai US$ 18 juta atau setara Rp 239,4 miliar (kurs Rp 13.300 per dolar AS).

Pemerintah dan pihak swasta berhasil menemukan dan mengangkat kurang lebih 240 ribu item BMKT dari perut laut Cirebon. Sementara hasil pengangkatan di lokasi lain belum ditaksasi oleh penilai.

"Taksasi BMKT di Cirebon US$ 18 juta dari kurang lebih 240 ribu item barang. Tapi sudah dibagi dua antara pemerintah dan perusahaan pengangkat, jadi asumsi yang dimiliki pemerintah US$ 9 juta atas 122 ribu item BMKT," jelasnya.

"Nilai ini belum dihitung penyusutan nilai karena perawatan dan penanganan. Sedangkan bagian swasta sudah diambil," ucap Zaki.

Sebagaimana diketahui, Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Ruang Laut KKP, Brahmantya Satyamurti memastikan dari 640 titik kapal karam di perairan Indonesia, sekitar 463 telah teridentifikasi menyimpan harta karun.

"Setelah dihitung, ada 463 titik yang teridentifikasi ada harta karun atau BMKT di bawah laut," ujarnya.

Brahmantya menyebut, beberapa titik harta karun di wilayah perairan Indonesia. KKP pun kerap mendapat laporan dari masyarakat akan keberadaan harta karun bawah laut itu.

"Titiknya di Kepulauan Natuna, Pulau Selayar (Sulawesi Selatan), Kelarik (Kepulauan Riau), Cirebon, Pulau Anambas (Kepulauan Riau). Kita lihat nanti, karena banyak laporan masyarakat yang tiba-tiba hasil tangkapannya bawa piring, gelas, dan lainnya," jelas dia. (Fik/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya