Dukung Infrastruktur di RI, Bank Dunia Beri Pinjaman Rp 2,66 T

Pendanaan dari Bank Dunia bakal disalurkan melalui PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF).

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 25 Mar 2017, 14:24 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2017, 14:24 WIB
20161116- Pemerintah akan Gandeng Swasta untuk Bangun Infrastruktur-Jakarta- Angga Yuniar
Suasana proyek jalan layang Blok M-Tendean di Jakarta, Rabu (16/11). Porsi belanja infrastruktur yang terus naik membuat pemerintah berencana menggandeng pihak swasta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia menyetujui pendanaan sebesar US$ 200 juta atau kurang lebih Rp 2,66 triliun (estimasi kurs 13.300 per dolar AS) untuk mendukung investasi infrastruktur oleh sektor swasta di Indonesia. Bank Dunia menganggap Indonesia merupakan negara dengan ekonomi yang sedang berkembang dan memerlukan pembiayaan infrastruktur.

Pendanaan dari Bank Dunia ini bakal disalurkan melalui PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF). Bank Dunia dan the International Finance Corporation (IFC) sebelumnya pernah mendanai PT IIF yang memfasilitasi pembiayaan bagi proyek-proyek infrastruktur yang layak secara komersial di Indonesia.

“Ada kebutuhan besar melakukan investasi untuk infrastruktur dan penduduk Indonesia, seiring perjalanannya menjadi negara berpenghasilan tinggi yang sejahtera. Infrastruktur yang lebih baik meningkatkan daya saing barang dan jasa, juga memperluas akses layanan dasar yang akan membawa manfaat bagi masyarakat termiskin,” kata Rodrigo A. Chaves, Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (25/3/2017).

Indonesia menghadapi kekurangan pendanaan infrastruktur US$60 miliar per tahun. Negara mengalami kerugian setara lebih dari 1 persen PDB akibat kurangnya investasi infrastruktur. Infrastruktur yang terbatas, juga logistik dan transportasi yang kurang baik, telah mengakibatkan kemacetan di jalan, keterbatasan energi, dan pertumbuhan usaha yang lebih lambat. Buruknya kualitas layanan air dan sanitasi juga mengakibatkan masalah kesehatan.

Pendanaan tambahan akan membantu PT IIF mendanai proyek infrastruktur yang lebih besar dengan jangka waktu yang lebih panjang, serta meningkatkan operasional ekuitas perusahaan tersebut.

“Pasar infrastruktur Indonesia perlu modal jangka panjang yang berkelanjutan untuk memastikan agar proyek-proyek infrastruktur bisa bertahan secara finansial. Semakin diakui bahwa pendanaan pemerintah saja tidak akan cukup untuk membiayai kekurangan infrastruktur,” kata Christopher Juan Costain, Lead Financial Sector Specialist.

Pada 2009, Bank Dunia memberikan pendanaan sebesar US$ 100 juta kepada PT IIF. Dana tersebut telah dipakai untuk mengembangkan 18 proyek di sektor transportasi, listrik, energi terbarukan, dan telekomunikasi.

“Pendanaan tambahan ini akan mendukung visi jangka panjang kami untuk menjadi katalis utama pendanaan pengembangan infrastruktur di Indonesia, khususnya oleh sektor swasta. Partisipasi sektor swasta yang lebih kuat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan proyek-proyek infrastruktur yang sangat besar di Indonesia,” tambah Adi Soerono, President Director dan CEO PT IIF. (Fik/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya