Liputan6.com, New York Harga emas turun lebih dari 1 persen usai menyentuh level tertinggi dalam 13 bulan. Ini usai Korea Utara ternyata tidak melakukan uji coba rudal selama akhir pekan yang mengangkat saham global, dolar AS, dan imbal hasil obligasi dan berdampak ke harga emas.
Melansir laman Reuters, Selasa (12/9/2017), harga emas di pasar Spot turun 1,2 persen menjadi US$ 1.330,24 per ounce. Pada hari Jumat, emas menyentuh US$ 1.357,54, posisi tertinggi sejak Agustus tahun lalu.
Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember turun
1,2 persen di US$ 1.335,70 per ounce.
Advertisement
Baca Juga
Permintaan untuk aset termasuk emas melemah, juga setelah ternyata Badai Irma menimbulkan sedikit kerusakan di Florida daripada yang dikhawatirkan sebelumnya.
Harga emas telah melaju 1,6 persen minggu lalu karena kekhawatiran
peluncuran rudal Korea Utara dan dampak badai Irma secara ekonomi, mendorong dolar melemah sejak Januari 2015. Bahkan imbal hasil obligasi AS mencapai level terendah 10 bulan.
"Kedua peristiwa ini gagal terwujud secara besar-besaran. Tahap jangka pendek akan ada beberapa konsolidasi (dengan harga emas). Banyak tergantung di mana dolar dan obligasi," kata Analis Saxo Bank Ole Hansen.Â
Memang, penguatan Dolar membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya dan berpotensi mengurangi permintaan.
Sementara harga logam mulia lainnya, seperti perak turun 0,8 persen menjadi
US$ 17,78 per ounce. Harga turun dari level tertinggi dalam lima bulan di hari Jumat pada posisi US$ 18,21. Sementara harga platinum turun 1,5 persen menjadi US$ 989,24. Palladium 0,1 persen lebih rendah ke posisi US$ 935,75 per ounce.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â