Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) mencatat rekor baru beban puncak sistem listrik Jawa-Bali, yang terjadi pada 11 Oktober 2017, pukul 18.00 Waktu Indonesia Barat (WIB). Hal ini diakibatkan peningkatan konsumsi listrik di wilayah tersebut.
Kepala Satuan Komunikasi Korporat I Made Suprateka mengataan, pecahnya rekor beban puncak listrik di Jawa-Bali hanya berjarak 5 lima hari saja dari rekor sebelumnya, yakni 25.414 Mega Watt (MW) yang terjadi pada 6 Oktober 2017 pukul 18.00 WIB.
Made menuturkan, pemecahan rekor baru kenaikan beban puncak ini, mengindikasikan ada peningkatan konsumsi listrik pelanggan, serta kemampuan PLN memenuhi pasokan listrik.
Advertisement
Baca Juga
"Ini pertanda baik. Ketersediaan listrik yang dipasok PLN mampu diserap dengan baik dan terus bertambah dari hari ke hari oleh pelanggan PLN," kata Made, di Jakarta, Kamis (12/10/2017).
Made menjelaskan, indikasi tumbuhnya konsumsi listrik juga dapat terlihat pada beban puncak pemakaian listrik saat siang hari.
Pada tanggal yang sama, 11 Oktober 2017 beban puncak siang juga mencetak rekor baru sebesar 24.904 MW yang terjadi pada pukul 13.30 WIB. Beban puncak siang sebelumnya terjadi pada 6 Oktober pukul 14.00 WIB sebesar 24.760 MW.
"Saat ini kelistrikan wilayah Jawa Bali memang sudah surplus," ujar Made.
Made mengungkapkan, PLN terus berupaya meningkatkan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, dengan membangun infrastruktur kelistrikan. Di antaranya pembangkit listrik, jaringan transmisi dan gardu induk. "PLN terus berupaya memenuhi kebutuhan pasokan listrik ke depan dengan membangun pembangkit, jaringan transmisi, dan gardu induk," tutur Made.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
PLN Mulai Pembangunan Transmisi Listrik
Sebelumnya PT PLN (Persero) memulai pembangunan transmisi listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTET) 500 kilo Volt (kV) jalur utara Jawa, di Desa Gebugan, Kecamatan Bargas, Kabupaten Semarang Jawa Tengah.
General Manager PLN Unit Induk Jawa Bagian Tengah II (UIP JBT II) Amihwanuddin mengatakan, SUTET 500 kV Jalur Utara Jawa ini mejadi tulang punggung sistem kelistrikan Jawa-Bali. SUTET itu akan mengantarkan daya listrik pembangkit-pembangkit yang saat ini juga sedang dalam tahap pembangunan ke pelanggan.
"Jadi untuk merealisasikan proyek 35.000 MW dari pemerintah ini bukan saja pembangkit listrik yang dibangun, tetapi harus selaras dengan ketersediaan jaringan transmisi dan Gardu Induk," kata Amihwanuddin, di Jakarta, Jumat 22 September 2017.
Pembangunan SUTET 500 kV tersebut akan dibagi dalam beberapa seksi, mulai dari seksi 1 Tanjung Jati - TX, seksi 2 Ungaran-Batang, seksi 3 Batang-Mandirancan 1, seksi 4 Batang-Mandirancan 2, seksi 5 Mandirancan-Indramayu dan seksi 6 Indramayu-Cibatu Baru.
"Seluruh seksi ini nantinya menghubungkan pembangkit listrik dari PLTU Tanjung Jati, PLTU Batang, PLTU Indramayu sampai dengan GITET Cibatu Baru," jelas Amihwanuddin.
Jaringan kelistrikan tersebut akan dibangun melintasi 21 Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah sampai Jawa Barat. Secara teknis, tapak tower yang akan dibangun untuk SUTET 500 kV memerlukan lahan 784 meter persegi (m2), sesuai dengan tipe tower-nya dengan ketinggian sekitar 50 m, jarak antar tower SUTET sekitar 450 m.
"Tugas kami adalah melaksanakan pembangunan transmisi dan Gardu Induk untuk jalur utara Jawa ini tepat waktu. Sehingga pada saatnya pembangkit listrik beroperasi, daya listrik dapat dievakuasi menuju ke pusat beban pada pelanggan," ujar Amihwanuddin.
Advertisement