JK Minta Percepatan Proyek Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya

Wapres JK menuturkan, pihaknya akan kembali komunikasi dengan Japan International Agency (JICA) untuk kereta semicepat Jakarta-Surabaya.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 12 Des 2017, 20:58 WIB
Diterbitkan 12 Des 2017, 20:58 WIB
Wapres JK Saksikan MoU PMI dan BPOM
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla memberi sambutan usai menyaksikan penandatanganan kesepakatan antara PMI dan BPOM di Jakarta, Senin (20/11). Kepala BPOM juga menyerahkan sertifikat cara pembuatan obat yang baik kepada PMI. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) bertemu sejumlah menteri untuk membahas kereta semicepat Jakarta-Surabaya pada Selasa (12/12/2017).

JK melakukan pertemuan dengan Menteri Perhubungan Budi Karya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia Basuki Hadimuljono, dan Bappenas Bambang Brojonegoro. JK menuturkan, pertemuannya untuk mempercepat proses finalisasi sehingga semua bisa dijalankan pada 2018.

"Ya program itu saya minta dipercepat. Harus biayanya efisien, tapi dia harus bagus dan kecepatannya harus dijaga. Sehingga orang ke Surabaya itu bisa 5,5 sampai 6 jam sudah sampai," kata JK, di kantornya, Jakarta, Selasa pekan ini.

Dia menegaskan, pembangunan fisik akan dilakukan tahun depan. Oleh karena itu, dia akan melakukan komunikasi lagi dengan Japan International Agency (JICA). "(Pendanaan) itu Jepang sudah komit, JICA kan. Ya tentu akan komunikasi," tegas JK.

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan, proyek kereta semicepat Jakarta-Surabaya beberapa akan menggunakan jalur yang sudah ada atau eksisting. Proyek sekitar Rp 60 triliun-Rp 150 triliun itu ditargetkan dibangun pada pertengahan 2018.

"Kita sudah diskusi termasuk kemarin di Yogyakarta. Nampaknya jalur yang akan ditetapkan adalah yang eksisting, tapi seperti apa, masih kita diskusikan," kata Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu, 10 Desember 2017.

Menhub Budi Karya berkeinginan membuat semacam quantum life, di mana masa depan kereta api di Indonesia adalah kereta api yang maju ke depan. Dia mengharapkan jalur kereta semicepat Jakarta-Surabaya menjadi jalur tulang punggung industri kereta api.

"Kita tahu PT INKA sudah ekspor (kereta). Kalau ada jalur tulang punggung ini, kelangsungan industri kereta api kita akan semakin bagus. Konten lokal pun harus diperbanyak penggunaannya," tegas Budi Karya.

Untuk pembangunan kereta semicepat Jakarta-Surabaya, Budi Karya menegaskan, paling lambat dikerjakan pada pertengahan 2018. Sementara kebutuhan investasinya diperkirakan sekitar Rp 60 triliun sampai Rp 150 triliun.

"Anggaran yang dibutuhkan ditaksir bisa Rp 60 triliun atau Rp 150 triliun, tergantung kita mengatur apa yang akan dibangun di situ. Studi ini diharapkan pula memberi manfaat maksimal dengan biaya seefisien mungkin," ujar Budi Karya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya Hanya Berhenti di 3 Stasiun

IBD Expo dan Banking Expo 2017
Pengunjung melihat miniatur kereta cepat di pameran Indonesia Business and Development Expo (IBD Expo) di Jakarta, Rabu (20/9). Pameran IBD Expo berlangsung dari 20-23 September 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus melakukan finalisasi mengenai keputusan pembangunan kereta semicepat Jakarta-Surabaya. Proyek ini rencananya menggandeng Jepang. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan, jalur kereta api Jakarta-Surabaya dengan jarak 720 kilometer (km) akan memiliki waktu tempuh lebih efisien apabila menggunakan kereta api semicepat. Dari semula sembilan jam, disingkat menjadi 5 jam 30 menit.

"Kita ingin mengubah yang biasanya waktu tempuh tercepat Jakarta-Surabaya saat ini adalah sembilan jam dengan kereta semicepat akan menjadi 5 sampai 5,5 jam. Artinya dalam satu hari satu malam kereta bisa bolak balik (Jakarta-Surabaya), sehingga bisa bersaing dengan pesawat udara," jelas Menhub Budi dalam keterangannya, Jumat, 8 Desember 2017.

Adapun untuk mencapai waktu tempuh tersebut nantinya kecepatan kereta semicepat rata-rata 145 km/jam dengan pemberhentian maksimal tiga stasiun.

"Kecepatannya maksimal 160 km/jam dengan average 145 km/jam dengan berhenti di dua atau maksimal tiga stasiun. Paling tidak (berhenti) di Cirebon dan Semarang," ujar Budi Karya.

Menhub juga mengatakan jalur yang digunakan untuk kereta semicepat adalah rel eksisting. Selain banyak titik simpul, dengan menggunakan rel eksisting akan lebih murah.

Lebih lanjut, Menhub menjelaskan, sebelum proyek kereta semicepat dimulai, secara bertahap akan diselesaikan perlintasan sebidang agar tidak mengganggu perjalanan kereta api.

"Secara bertahap kita akan menyelesaikan 800 sampai 900 perlintasan sebidang karena mengganggu perjalanan kereta api yang sering mengakibatkan kecelakaan. Kemudian kita akan selesaikan (kereta semicepat) tahap Jakarta-Semarang pada 2020," ucap Budi Karya.

Sebagai informasi, dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPN) akan dilakukan optimalisasi jaringan eksisting melalui program peningkatan jalur, rehabilitasi, reaktivasi lintas non-operasi serta peningkatan kapasitas lintas dengan cara membangun jalur ganda dan shortcut.

Untuk itu, sebagai implementasi akan dikembangkan jaringan dan layanan kereta api semicepat pada lintas: Merak - Jakarta - Cirebon - Semarang - Surabaya - Banyuwangi, yang akan dilakukan secara bertahap. Tahap I (2021-2028), yakni lintas Jakarta-Surabaya, Tahap II (2028-2030) lintas Surabaya-Banyuwangi, dan Tahap III (2028-2030) lintas Jakarta-Merak.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya