Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya Hanya Berhenti di 3 Stasiun

Jalur yang digunakan untuk kereta semicepat adalah rel eksisting.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 08 Des 2017, 09:35 WIB
Diterbitkan 08 Des 2017, 09:35 WIB
IBD Expo dan Banking Expo 2017
Pengunjung melihat miniatur kereta cepat di pameran Indonesia Business and Development Expo (IBD Expo) di Jakarta, Rabu (20/9). Pameran IBD Expo berlangsung dari 20-23 September 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus melakukan finalisasi mengenai keputusan pembangunan kereta semicepat Jakarta-Surabaya. Proyek ini rencananya menggandeng Jepang.
 
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan, jalur kereta api Jakarta-Surabaya dengan jarak 720 kilometer (km) akan memiliki waktu tempuh lebih efisien apabila menggunakan kereta api semicepat. Dari semula 9 jam, disingkat menjadi 5  jam 30 menit. 
 
 
"Kita ingin mengubah yang biasanya waktu tempuh tercepat Jakarta-Surabaya saat ini adalah 9 jam dengan kereta semicepat akan menjadi 5 sampai 5,5 jam. Artinya dalam satu hari satu malam kereta bisa bolak balik (Jakarta-Surabaya), sehingga bisa bersaing dengan pesawat udara," jelas Menhub Budi dalam keterangannya, Jumat (8/12/2017).
 
Sedangkan untuk mencapai waktu tempuh tersebut nantinya kecepatan kereta semicepat rata-rata 145 km/jam dengan pemberhentian maksimal tiga stasiun.
 
"Kecepatannya maksimal 160 km/jam dengan average 145 km/jam dengan berhenti di dua atau maksimal tiga stasiun. Paling tidak (berhenti) di Cirebon dan Semarang," ujar Budi Karya.
 
Menhub juga mengatakan jalur yang digunakan untuk kereta semicepat adalah rel eksisting. Selain banyak titik simpul, tetapi dengan menggunakan rel eksisting akan lebih murah.
 
Lebih lanjut, Menhub menjelaskan sebelum proyek kereta semicepat dimulai, secara bertahap akan diselesaikan perlintasan sebidang agar tidak mengganggu perjalanan kereta api.
 
"Secara bertahap kita akan menyelesaikan 800 sampai 900 perlintasan sebidang karena mengganggu perjalanan kereta api yang sering mengakibatkan kecelakaan. Kemudian kita akan selesaikan (kereta semicepat) tahap Jakarta-Semarang pada tahun 2020," ucap Budi Karya.
 
Sebagai informasi, dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPN), akan dilakukan optimalisasi jaringan eksisting melalui program peningkatan jalur, rehabilitasi, reaktivasi lintas non-operasi serta peningkatan kapasitas lintas dengan cara membangun jalur ganda dan shortcut. 
 
Untuk itu sebagai implementasi akan dikembangkan jaringan dan layanan kereta api semicepat pada lintas: Merak - Jakarta - Cirebon - Semarang - Surabaya - Banyuwangi, yang akan dilakukan secara bertahap.
 
Tahap I (2021-2028) yakni lintas Jakarta-Surabaya, Tahap II (2028-2030) lintas Surabaya-Banyuwangi dan Tahap III (2028-2030) lintas Jakarta-Merak. 
 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Jepang Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bangun Jalur Baru

Menhub sebelumnya mengaku mendapat usulan baru dari pihak Jepang mengenai rencana mereka mengerjakan proyek kereta semicepat Jakarta-Surabaya.

Budi Karya mengaku, pada beberapa hari lalu, pihaknya secara informal mendapat usulan dari Japan International Cooperation Agency (JICA) bahwa proyek tersebut akan dibangun dengan membangun jalur baru.

Hanya saja jalur baru ini tidak seperti usulan sebelumnya yang dibangun elevated, melainkan dibangun bersandingan dengan jalur eksisting yang sudah ada.

"Ini baru usulan informal, tapi saya akan kaji dulu apakah biayanya nanti akan menjadi besar atau tidak. Yang jelas mereka coba usul seperti itu," ujar Budi Karya di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Jumat (17/11/2017).

Namun, Budi Karya menekankan dia tetap pada komitmen di mana proyek itu dikerjakan dengan nilai investasi yang tidak terlalu tinggi.

Jika melihat keinginan pemerintah Indonesia, di mana kereta tersebut tetap menggunakan jalur eksisting, maka nilai investasinya hanya Rp 60 triliun.

Melihat usulan JICA tersebut, Budi Karya memperkirakan nilai investasi akan membengkak, hanya saja tidak kan lebih dari Rp 100 triliun.

"Mereka baru sampaikan ke kita itu empat hari yang lalu," tegasnya.

Budi Karya memastikan kepastian akan proyek ini akan diselesaikan sebelum pergantian tahun 2018.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya