Pertamina Ingin Ada Perbaikan Mekanisme Pembayaran Subsidi

Pertamina kerap menanggung beban subsidi atas penyaluran BBM dan Elpiji yang disalurkan ke masyarakat, karena belum dibayar pemerintah‎.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 19 Jan 2018, 10:15 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2018, 10:15 WIB
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina (2)
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina
Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) berharap ada perbaikan mekanisme pembayaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Epiji. Sehingga tidak menanggung beban yang berat.
 
Direktur Utama PT Pertamina Elia Massa Manik mengatakan, Pertamina kerap menanggung beban subsidi atas penyaluran BBM dan Elpiji yang disalurkan ke masyarakat, karena belum dibayar pemerintah‎.
 
"Misalnya seperti Elpiji itu kita laporkan pada 2007 itu pernah ada kelebihan kuota. estimasinya kira-kira Rp 850 miliar," kata dia di Jakarta, Jumat (19/1/2018).
 
 
Massa pun menginginkan adanya perbaikan mekanisme pembayaran subsidi‎ BBM dan Elpiji, agar Pertamina tidak menanggung beban yang besar jika konsumsi kedua jenis energi tersebut melebihi kuota.
 
"Secara aturan itu untuk ke depannya kita akan coba perbaiki. Jadi bagaimana dalam keadaan over kuota itu Pertamina juga bisa luput dari pihak yang menanggung," dia memaparkan.
 
‎Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman mengungkapkan, pemerintah masih memiliki utang subsidi ke Pertamina sebesar Rp 20 triliun.  Utang tersebut akan dibayar dengan cara dicicil, menyesuaikan kondisi keuangan kas negara.
 
"Iya kurang lebih Rp 20 triliun,‎ tergantung kesediaan dana pemerintah, jadi sebagian di 2018 sebagian 2019," tutup Arief.
 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pertamina Kucurkan US$ 5,6 Miliar buat Investasi Tahun Ini

PT Pertamina (Persero) mengalokasikan US$ 5,6 miliar sebagai belanja modal (capital expenditure/capex) pada 2018. Sebagian besar dana tersebut akan diinvestasikan pada kegiatan pencarian minyak dan gas bumi (migas) atau hulu.

Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman mengatakan, belanja modal Pertamina tahun ini jauh lebih tinggi‎, dibandingkan alokasi tahun lalu sebesar US$ 4 miliar. "Rencana investasi US$ 5,6 miliar," kata Arief, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (18/1/2018).

Arief mengungkapkan, 60 persen dari alokasi belanja modal pada tahun ini akan digunakan ‎untuk mendanai kegiatan hulu. Ini antara lain mengakusisi lapangan migas di Aljazair Afrika Utara. "Antara 55-60 hulu lebih dikit. Sekarang lagi diskusi pemerintah alzajair," jelas dia.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam melanjutkan, lapangan migas yang diincar Pertamina, di Aljazair lokasinya berdekatan dengan lapangan yang sebelumnya sudah dikelola perusahaan. Ini artinya, jika akuisisi tersebut berhasil bisa menggunakan fasilitas yang sudah tersedia.

"Di sana untuk kemungkinan mendapat kan blok baru disana. Blok baru itu kebetulan berdekatan dengan eksiting," dia menandaskan.

 

Ilustrasi Pertamina (2)
Ilustrasi Pertamina
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya