Bos PLN: Proyek Listrik 35 Ribu MW Tidak Ada yang Mangkrak

Dirut PLN Sofyan Basir memastikan proyek pembangkit listrik 35 ribu MW berjalan lancar.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 19 Mar 2018, 10:30 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2018, 10:30 WIB
20160530- Dirut PT PLN Sofyan Basir-Jakarta- Helmi Afandi
Direktur Utama PT PLN (Persero), Sofyan Basir usai mendatangi KPK, Jakarta, Senin (30/5/2016). Kedatangan Sofyan meminta pengawasan KPK terkait proyek listrik 35.000 MW. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) memastikan proyek pembangkit listrik 35 ribu MW (Megawatt) berjalan lancar, sehingga tidak ada pembangunan terhenti alias mangkrak akibat terhambat.

Direktur Utama PLN, Sofyan Basir mengatakan, pembangunan pembangkit listrik 35 ribu MW tidak ada yang mangkrak, bahkan saat ini pembangunan bergerak lebih cepat.

"Tidak ada proyek mangkrak, justru yang bisa dibilang percepatan," kata Sofyan seperti dikutip di Jakarta, Senin (19‎/3/2018).

Menurutnya, dalam pembangunan proyek tersebut, pemerintah membantu dalam pembebasan lahan. Selain itu, PLN diberikan kesempatan untuk membebaskan lahan dengan harga pasar, sehingga proses negosiasi pembebasan lahan lebih cepat.

"Kenapa hari ini pembebasan cepat dan jauh lebih baik, pertama beli harga pasar, dikawal kejaksaan, sehingga prosesnya kita melakukan konsinyiasi pengadilan," tutur Sofyan.

Sofyan melanjutkan, selain perbaikan mekanisme pembebasan lahan, PLN juga melakukan perbaikan dalam pemilihan kontraktor. ‎Ada syarat yang diberlakukan PLN untuk melihat keseriusan kontraktor dalam menggarap proyek pembangkit listrik 35 ribu MW.

Dia mencontohkan, salah satu syaratnya jika menggunakan perusahaan China, perusahaan tersebut harus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) China, selain itu juga menyiapkan uang jaminan 10 persen dari nilai proyek.

"Kontraktornya kalau yang China, BUMN China, enggak mau swasta. Taruh uang 10 persen dulu sebagai jaminan memang pemenang ini bergerak di kelistrikan," tandas Sofyan Basir. 

Jonan: Program Kelistrikan 35 Ribu MW Terus Berjalan

Jonan: Komitmen Seluruh Sektor, Kunci Sukses Implemetasi RUEN
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan bahwa komitmen seluruh sektor menjadi kunci utama suksesnya pelaksanaan RUEN.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyatakan bahwa program ketenagalistrikan 35 ribu Mega Watt (MW) tidak jalan di tempat. Saat ini pembangunan infrastruktur kelistrikan tersebut terus berjalan mengikuti kebutuhan.

Jonan mengatakan, program kelistrikan tersebut telah berjalan 2,5 tahun, tetapi proses pembangunan pembangkit membutuhkan waktu melebihi dari 2,5 tahun.

"Ini dimulai pertengahan 2015. Kalau pembangkit besar-besar enggak mungkin dua tahun. Kontruksi, penandatanganan PPA (jual beli listrik), pengadaan dan perencanaan," kata Jonan, di Jakarta, Rabu (7/3/2018).

Jonan menambahkan, meski pembangunan sudah selesai‎, pengoperasian pembangkit masih membutuhkan waktu lebih lama menyesuaikan jenis pembangkit dan kapasitas.

Saat ini sebanyak 17.116 MW program kelistrikan sedang dalam tahap konstruksi. Selebihnya ada yang sudah tanda tangan kontrak dan ada yang dalam tahap pengadaan serta tahap perencanaan.

"Untuk yang tahap konstruksi ini tetap berjalan. Tidak ada masalah," tekan Jonan.

Sudah 40 Persen

Progress Pembangunan Pembangkit Listrik 35.000 MW untuk Indonesia
Progress sebaran pembangkit listrik dan jaringan tranmisi yang telah dibangun PT. PLN demi program 35.000 MW untuk Indonesia.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir mengungkapkan, secara total kemajuan pembangunan proyek 35 ribu MW sudah mencapai 30 persen hingga 40 persen.

"Kalau ditanya 35.000 MW sudah selesai dalam dua tahun pasti saya berbohong. Tapi, kalau berbicara progress pembangunnnya itu sudah 30 persen sampai 40 persen," kata Sofyan.

Sofyan menjabarkan masa pembangunan pembangkit. Untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) memakan waktu sekitar 6 tahun, untuk pembangkit panas bumi (PLTP) membutuhkan waktu sekitar 5 tahun, untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di atas 600 MW bisa mencapai 6 tahun dan di bawah 600 MW mencapai 3 tahun.

"Yang lebih cepat itu (pembangkit listrik berbahan bakar) gas bisa 8 bulan sampai 1 tahun," ujarnya.

 

Bukti Nyata

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pembangunan PLTU Jawa 7, 9 dan 10 dengan total kapasitas 4 ribu Mega Watt (MW), Kamis (5/10/2017). (Wicak/Liputan6.com)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pembangunan PLTU Jawa 7, 9 dan 10 dengan total kapasitas 4 ribu Mega Watt (MW), Kamis (5/10/2017). (Wicak/Liputan6.com)

Salah satu bukti kemajuan adalah pembangunan PLTU Jawa 7, PLTU Jawa 9, PLTU Jawa 10 dengan total kapasitas 4 ribu MW yang baru diresmikan Persiden Jokowi pada 5 Oktober 2017. Selain itu, masih ada PLTU Jawa I di CIlacap yang penyelesainnya sudah mencapai 37 persen.

Di samping program 35 ribu MW, Pemerintah juga tengah menyelesaikan Program 7 ribu MW yang terdiri dari lanjutan Fast Track Program (FTP) I, FTP II dan regular.

Status program tersebut sebanyak 6.424 MWatau sekitar 82 persen sudah bisa beroperasi hingga Januari 2018 dan 1.407 MW atau 18 persen dalam tahapan konstruksi.

Sebagaimana diketahui bahwa total kapasitas terpasang pembangkit listrik nasional hingga akhir 2017 sekitar 60 GW.

Kapasitas terpasang tersebut meningkat dibanding tahun 2014 yang sebesar 53 GW. Artinya dalam 3 tahun terakhir, tambahan pembangunan pembangkit listrik mencapai 7 GW.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya