Liputan6.com, Jakarta - Persediaan garam  menipis dalam beberapa waktu terakhir membuat industri harus memutar otak agar bisa tetap beroperasi. Namun demikian, ada juga industri yang terpaksa berhenti sementara karena sudah kehabisan garam sebagai bahan baku produksinya.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengatakan, pada pekan lalu sejumlah industri sudah berhenti beroperasi. Hal ini karena tidak lagi memiliki stok garam.
‎"Yang jelas sektornya saja saya bisa sampaikan, sektor biskuit dan snack yang sudah berhenti minggu lalu," ujar dia di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Selasa (20/3/2018).
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, lanjut dia, ada juga perusahaan hampir menghentikan produksinya. Agar kegiatan produksi bisa terus berjalan, industri tersebut terpaksa meminjam garam dari industri atau unit industri yang memiliki stok berlebih.
"Yang hampir berhenti bumbu masak dan mi instan itu yang sudah kritis sampai berhenti. Dengan keputusan ini mereka melakukan saling pinjam stok sementara. Karena beberapa grup ada pabrik di beberapa kota. Terpaksa pinjam stok," kata dia.
Â
Selanjutnya
Menurut Adhi, langkah sejumlah industri untuk meminjam garam ini juga guna agar pekerjanya bisa terus bekerja. Dengan demikian, tidak ada pekerja yang terpaksa dirumahkan akibat operasional pabrik terhenti.
"Mau tidak mau antar unit, ini saling suplai agar tidak dirumahkan. Kalau dirumahkan yang pusing manajer lokal. Dengan ketidakpastian ini mereka akhirnya saling pinjam, sambil nunggu kapalnya kapan masuk," ungkap dia.
Namun dia bersyukur pemerintah segera mengeluarkan kebijakan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Dengan demikian, industri bisa kembali operasi secara normal.
"Tapi sudah ada kepastian suplai. Tadinya enggak ada kepastian suplai, karena dari industri pengolah garam mereka bilang enggak bisa suplai sama sekali," kata dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Advertisement