Liputan6.com, Jakarta - Harga emas tertekan di bawah USD 1.300 per ounce pada perdagangan Selasa karena investor menunggu pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed pada 12-13 Juni waktu Amerika Serikat (AS). Pasar menantikan kebijakan suku bunga AS.
Dikutip dari Reuters, Rabu (13/6/2018), harga emas di pasar spot turun 0,4 persen ke posisi USD 1.294,96 per ounce. Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus diperdagangkan USD 1.299,40 per ounce.
Advertisement
Baca Juga
Pernyataan The Fed yang dijadwalkan pukul 14.00 waktu setempat dapat mendorong harga emas keluar dari kisaran USD 1.290 hingga USD 1.305 per ounce sejak pertengahan Mei.
Emas merupakan komoditas yang sensitif terhadap suku bunga tinggi karena dapat mengerek imbal hasil obligasi. Walhasil, emas kurang menaik bagi investor. Termasuk penguatan dolar AS akan menyeret ke bawah harga emas.
Investor mengharapkan The Fed menaikkan suku bunga acuan. Pengetatan moneter yang lebih agresif dapat menjatuhkan harga emas.
"Semua sedang menunggu FOMC. Harga emas cenderung turun menjelang kenaikan suku bunga sebelumnya, tapi setelahnya akan pulih," kata Analis Saxo Bank Ole Hansen.
Imbal hasil obligasi AS tercatat naik, begitupun dengan dolar AS yang diperdagangkan lebih tinggi terhadap beberapa mata uang utama.
Investor juga menunggu dan melihat harapan bahwa Bank Sentral Eropa akan memberi sinyal pengurangan pembelian obligasi pada pertemuan Kamis waktu setempat. Kondisi ini akan cenderung membantu harga emas dengan meningkatkan Euro dan dolar AS melemah.
Sementara itu, Bank Sentral Jepang juga akan menggelar pertemuan pada 14-15 Juni ini.
Tak Terpengaruh Pertemuan Trump dan Kim Jong-un
Di sisi lain, harga emas tidak terpengaruh janji pemimpin AS dan Korea Utara yang sepakat dengan denuklirisasi Semenanjung Korea.
Selain harga emas yang turun, harga perak pun tergelincir 0,2 persen ke posisi USD 16,86 per ounce. Sedangkan harga platinum susut 1,2 persen menjadi USD 893,50 per ounce dan paladium melemah 0,4 persen ke posisi USD 1.018 per ounce.
"Jika harganya (perak) lebih dari USD 17, maka ini bisa memancing pembeli dan melanjutkan kenaikan harga," kata Analis Commerzbank.
Advertisement