Begini Realisasi APBN 2018 pada Semester I

Pemerintah dan DPR merumuskan hasil realisasi APBN pada semester I 2018.

oleh Merdeka.com diperbarui 23 Jul 2018, 17:30 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2018, 17:30 WIB
2018, Menko Perekonomian Patok Pertumbuhan Ekonomi Harus 5,4 Persen
Pemandangan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (28/4). Pemerintah menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di angka 5 persen belum memadai. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menggelar Rapat dengan pemerintah mengenai kesimpulan laporan semester I mengenai realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 atau APBN 2018 dan Prognosis semester II Rancangan APBN (RAPBN) 2018.

Dalam rapat kali ini, pemerintah diwakili oleh Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani dan Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi.

Pimpinan rapat Banggar, Azis Syamsudin menyebutkan rapat tersebut dihadiri oleh 15 anggota dari 52 sehingga rapat bisa dilakukan. "Rapat dinyatakan dibuka pukul 13:13 WIB," kata Aziz di ruang rapat Banggar DPR RI, Senin (23/7/2018).

Dia mengungkapkan rapat ditargetkan berlangsung selama kurang lebih 3 jam. "Mudah-mudahan rapat bisa diselesaikan maksimal pukul 16:00 WIB," ujar dia.

Agenda rapat adalah membuat kesimpulan realisasi kinerja semester I dan prognosis semester II untuk APBN tahun anggaran 2018.

"Kemudian ada paparan dari pemerintah untuk mendapatkan pandangan bila dipandang perlu, yang selanjutnya masuk ke perumusan prognosis," ujar dia.

Berikut ini adalah realisasi semester I asumsi dasar makro ekonomi APBN 2018 :

- Pertumbuhan Ekonomi APBN 5,4 persen, realisasi semester I-2018 5,1 persen.

- (perkiraan)Inflasi APBN 3,5 persen, realisasi semester I-2018 3,1 persen.

- Nilai Tukar Rupiab APBN, Rp 13.400, realisasi semester I-2018 rata-rata Rp 13.746 per USD.

-SPN 3 bulan APBN 5,2 persen, realisasi semester I-2018 4,3 persen.

-Harga minyak dunia APBN USD 48 per barel, realisasi semester I-2018 rata-rata USD 67 per barel.

-Lifting minyak APBN 800 ribu barel per hari (bph), realisasi semester I-2018 758 ribu bph.

-Lifting gas APBN 1,20 juta barel setara minyak, realisasi semester I-2018 1,14 juta barel setara minyak.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

Pertama Kali Sejak Era Reformasi, Ini Alasan Pemerintah Tak Ubah APBN 2018

Ilustrasi APBN
Ilustrasi APBN

Sebelumnya, Pemerintah sepakat tidak akan merombak atau mengubah postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Askolani menyatakan bahwa tahun ini pertama kalinya sejak era reformasi pemerintah tidak mengusulkan perubahan APBN.

Dia menjelaskan, perubahan APBN tidak diusulkan sebab posturnya dinilai dalam kondisi yang bagus. "Insya Allah kita yakin bahwa APBN itu tetap sehat," kata Askolani saat ditemui di Gedung DPR RI, Senin 23 Juli 2018.

Lebih jauh, Askolani mengungkapkan bahwa tahun ini tidak banyak perubahan dalam APBN 2018.

Sementara pada tahun-tahun sebelumnya, banyak yang harus mengalami perubahan, misalnya untuk belanja.

"Sebab melihat kalau tahun-tahun sebelumnya kita lihat banyak sekali yang bisa berubah bahwa belanjanya harus ditambah signifikan gitu, kemudian defisitnya berubah cukup banyak kemudian harus ada penyesuaian dari sisi pembiaayaan," ujarnya.

Selain itu, di tahun ini juga pemerintah telah melakukan beberapa prediksi yang positif.

"Dan tahun ini yang kita nilai kalau kita membuat prediksi itu yang paling baik, kalau yang lalu arahnya selalu ada tendensi naik, jadi malah sekarang estimasi kita di laporan semester I malah defisit kita tendensinya itu akan semakin turun," jelas dia.

Kondisi tersebut diklaim bisa membuat pemerintah untuk lebih fokus meningkatkan pendapatan.

"Sehingga dengan kondisi itu tentunya kita akan lebih bisa fokus ke yang lain, kita fokus untuk bisa tingkatkan pendapatan kita dan belanja kita, konsisten juga gak ada yang harus kita rubah. Dengan kondisi yang ini, sehingga itu akan jauh lebih positif ya," tutur dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya