BI Paparkan Alasan Naikkan Suku Bunga Acuan

Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan, kenaikan suku bunga acuan untuk merespons ketidakpastian global yang masih berlangsung hingga kini.

oleh Merdeka.com diperbarui 30 Agu 2018, 14:25 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2018, 14:25 WIB
Perry Warjiyo
Ketua Umum Pengurus Pusat lSEl periode 2018-2021 Perry Warjiyo

Liputan6.com, Bali - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menuturkan, kebijakan menaikkan suku bunga acuan beberapa waktu lalu bukan karena pengaruh ekonomi domestik.

Ini harus dilakukan untuk merespons ketidakpastian global yang masih berlangsung hingga kini. Instrumen kenaikan suku bunga merupakan salah satu bentuk optimalisasi bauran kebijakan merespons pergerakan ekonomi global.

"Kebijakan suku bunga kita naikkan bukan karena inflasi tinggi, inflasi kita sangat rendah. Bukan karena pertumbuhan ekonomi jelek. Bukan karena kredit kita mengalami perlambatan, dan juga bukan karena kinerja bank kita rendah," tegas Perry di Bali, Kamis (30/8/2018).

Dalam pandangan Perry, ekonomi domestik saat ini cukup bagus. Cuma masalahnya, ketidakpastian global sangat tinggi.

"Sehingga kita merespons suku bunga agar stabilitas terjaga, agar SBN pemerintah tetap menarik, imbal hasil obligasi kita tetap menarik. Oleh karena itu kita menaikkan suku bunga," ujar Perry.

Instrumen lain dalam bauran kebijakan bank sentral yaitu dalam mendukung stabilisasi nilai tukar Rupiah. Caranya yaitu melalui intervensi ganda. Pergerakan nilai tukar memang ditentukan pergerakan pasar, namun BI siap intervensi.

"Kita siap intervensi, memasok pasokan Dolar, kalau ada pembalikan kita beli obligasi pemerintah di pasar sekunder," tutur dia.

Instrumen terakhir dalam bauran kebijakan BI guna menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri yaitu penerapan SWAP. Kebijakan ini dibutuhkan pengusaha agar memberi kepastian kebutuhan dolar AS dalam satu bulan hingga beberapa bulan ke depan.

"Mereka (pengusaha) butuh swap valas dengan bank, kita sediakan secara cepat, mudah dan murah. Setiap hari BI melalukan dua jenis swap yaitu moneter dan hedging," kata dia.

 

Reporter: Idris Rusadi Putra

Sumber: Merdeka.com

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

BI Diramal Kembali Naikkan Suku Bunga

Suku Bank Bank
Ilustrasi Foto Suku Bunga (iStockphoto)

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) diramalkan akan kembali menaikkan suku bunga acuan. Adapun saat ini suku bunga acuan atau 7 day reverse repo rate adalah 5,50 persen.

Coorporate Secretary PT BNI (Persero) Ryan Kiryanto mengungkapkan, BI hampir dipastikan menaikkan kembali suku bunga acuan sebab bank sentral Amerika Serikat atau The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuannya pada September.

"BI hampir pasti menaikkan sekali lagi suku bunga acuannya minimal satu kali ke 5,75 persen. Karena The Fed sudah dipastikan naik 3-4 kali," kata Ryan dalam sebuah acara diskusi di kawasan Kalibata, Jakarta, Selasa 28 Agustus 2018.

Ryan mengungkapkan bank sentral di negara lain pun melakukan hal yang sama guna melindungi stabilitas mata uang mereka.

"Sementara negara lain sudah menaikkan suku bunganya, tujuannya agar menjaga mata uangnya terhadap dolar AS," ujarnya.

Ryan menyatakan, kondisi perekonomian Indonesia masih aman sebab inflasi berada pada level yang masih terjaga.

"Inflasi kita masih terjaga, karena kalau tidak, bisa membuat BI menaikkan bunga lebih dari 5,5 bisa sampai ke 6-8 persen."

Kondisi sebaliknya terjadi di China. Negara tirai bambu tersebut justru sengaja membuat mata uangnya terdepresiasi atau melemah terhadap Dolar AS.

"China sengaja menurunkan mata uangnya dalam menghadapi perang dagang." kata dia. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya