Ini Bukti BI Rumuskan Kebijakan Berstandar Internasional

Bank Indonesia (BI) melalui BI Institute kembali menggelar konferensi internasional Bulletin of Monetary Economics and Banking yang ke-12 di Bali.

oleh Merdeka.com diperbarui 30 Agu 2018, 13:40 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2018, 13:40 WIB
Rapat Dewan Gubernur BI Memutuskan Kenaikan Suku Bunga Acuan
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo saat jumpa pers di Gedung BI, Jakarta, Jumat (29/06). Pada Rapat Dewan Gubernur BI suku bunga Deposit Facility (DF) juga naik 50 bps menjadi 4,50%, (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melalui BI Institute kembali menggelar konferensi internasional Call For Papper ke-12 di Bali. Konferensi yang membahas jurnal atau riset mengenai ekonomi moneter bertaraf internasional.

Jurnal itu akan dirangkum dalam Bulletin of Monetary Economics and Banking, sekaligus jadi referensi kebijakan bank sentral.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menjelaskan, konferensi kali ini melibatkan banyak profesor yang menghasilkan jurnal bertaraf internasional. Dari 180 jurnal yang masuk, telah dipilih 60 saja.

"Dari 60 jurnal tersebut, 36 karya merupakan dari Indonesia, dan 24 dari peneliti internasional. Semua standar internasional,” kata Perry saat membuka acara di Bali, (30/8/2018).

Perry menuturkan, konferensi ini merupakan bentuk komitmen Bank Indonesia dalam merumuskan kebijakan terkait pelaksanaan tugas dan sinergi bank sentral dengan pemerintah didasarkan pada kajian internasional.

"Sehingga di samping kita merumuskan bauran kebijakan, baik soal suku bunga, nilai tukar, ekonomi syariah dan lainnya, kita lakukan sinergi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kita lebih baik. Kita upayakan berdasarkan kajian dan riset internasional," ujar dia.

Jurnal Bulletin of Monetary Economics bertaraf internasional memang belum lama ini diterapkan bank sentral, atau baru dua kali belakangan ini.

Saat ini, BI akan terus mengupayakan memuat hasil riset nasional maupun internasional berstandar internasional. "ini membantu Bank Indonesia merumuskan kebijakan," tegas Perry.

 

Reporter: Idris Rusadi Putra

Sumber: Merdeka.com

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


BI Diramal Kembali Naikkan Suku Bunga

Suku Bank Bank
Ilustrasi Foto Suku Bunga (iStockphoto)

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) diramalkan akan kembali menaikkan suku bunga acuan. Adapun saat ini suku bunga acuan atau 7 day reverse repo rate adalah 5,50 persen.

Coorporate Secretary PT BNI (Persero) Ryan Kiryanto mengungkapkan, BI hampir dipastikan menaikkan kembali suku bunga acuan sebab bank sentral Amerika Serikat atau The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuannya pada September.

"BI hampir pasti menaikkan sekali lagi suku bunga acuannya minimal satu kali ke 5,75 persen. Karena The Fed sudah dipastikan naik 3-4 kali," kata Ryan dalam sebuah acara diskusi di kawasan Kalibata, Jakarta, Selasa 28 Agustus 2018.

Ryan mengungkapkan bank sentral di negara lain pun melakukan hal yang sama guna melindungi stabilitas mata uang mereka.

"Sementara negara lain sudah menaikkan suku bunganya, tujuannya agar menjaga mata uangnya terhadap dolar AS," ujarnya.

Ryan menyatakan, kondisi perekonomian Indonesia masih aman sebab inflasi berada pada level yang masih terjaga.

"Inflasi kita masih terjaga, karena kalau tidak, bisa membuat BI menaikkan bunga lebih dari 5,5 bisa sampai ke 6-8 persen."

Kondisi sebaliknya terjadi di China. Negara tirai bambu tersebut justru sengaja membuat mata uangnya terdepresiasi atau melemah terhadap Dolar AS.

"China sengaja menurunkan mata uangnya dalam menghadapi perang dagang." kata dia. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya