Beli Stadion Wembley, Miliarder Shahid Khan Rogoh Rp 8,9 Triliun

Miliarder keturunan Pakistan Shad Khan akan membeli stadion Wembley di Inggris.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 27 Sep 2018, 21:01 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2018, 21:01 WIB
FOTO: Bermain di Wembley, Spanyol Berhasil Bungkam Inggris
Proses terjadinya gol yang dicetak striker Inggris, Marcus Rashford, ke gawang Spayol pada laga UEFA Nation League di Stadion Wembley, London, Sabtu (8/9/2018). Inggris kalah 1-2 dari Spanyol. (AFP/Glyn Kirk)

Liputan6.com, London - Miliarder keturunan Pakistan sekaligus pemilik klub Fulham Shahid Khan segera menjadi pemilik stadion terbesar di Inggris: Wembley. Jumlah uang yang akan ia keluarkan senilai 600 juta pound sterling atau setara Rp 8,9 triliun (1 pound sterling = Rp 19.602).

Dilansir dari Yahoo!, Shahid Khan atau yang akrab dipanggil Shad Khan, sudah mencapai kesepakatan dengan Football Association (FA). Pembelian ini sudah dinegosiasikan semenjak April lalu.

Pembelian pun sudah tinggal satu langkah lagi. Dewan FA akan melakukan pertemuan pada Kamis besok untuk memutuskan persetujuan mereka.

Terdapat beberapa persyaratan yang tertuang dalam pembelian ini. Salah satunya adalah klausa pembelian kembali stadion Wembley apabila Khan didakwa kasus kejahatan atau ditahan pihak berwajib.

Tidak semua pihak senang atas langkah ini. Yang paling vokal menolak adalah Gary Neville, mantan pemain Manchester United.

Neville kecewa atas keputusan penjualan aset nasional oleh FA, meskipun alasannya adalah untuk mendanai program akar rumput, bahkan menyebut penjualan ini sebagai omong kosong.

Menurut Forbes, kekayaan Shad Khan mencapai USD 7,5 miliar (Rp 111 triliun, USD 1 = Rp 14.895). Dia juga pemilik dari klub NFL Jacksonville Jaguar.

Manajer Chelsea Siasati Larangan Merokok di Wembley

Chelsea, Maurizio Sarri
Manajer Chelsea, Maurizio Sarri, tidak puas dengan hasil imbang yang diraih saat menghadapi West Ham United dalam laga lanjutan Premier League di London Stadium, Minggu (23/9/2018). (AP Photo/Matt Dunham)

Larangan merokok di Stadion Wembley membuat pelatih anyar Chelsea, Maurizio Sarri, tak bisa lagi melakukan kebiasaannya di lapangan. Lantas, apa yang dilakukan pelatih asal Italia tersebut untuk menyiasatinya?

Pada Juli kemarin, Sarri diresmikan sebagai pelatih baru Chelsea untuk menggantikan kompatriotnya, Antonio Conte. Sebelumnya, dia melatih Napoli dan membawa klub tersebut mengakhiri musim dengan status runner-up Serie A.

Selain kegeniusannya, pelatih berumur 59 tahun itu juga dikenal sebagai sosok yang sering merokok di pinggir lapangan. Namun kali ini, Sarri tidak bisa lagi melakukannya di Wembley.

Sayangnya, kebiasaan yang telah melekat di dirinya itu tidak bisa dilakukan di Wembley, sebab ada larangan yang menyebutkan bahwa siapa pun dilarang merokok dalam bentuk apapun. Meski demikian, Sarri tetap tak kehabisan akal.

Dilansir dari The Sun, Pria yang juga pernah melatih Empoli itu kedapatan sedang memasukkan sesuatu ke mulutnya di tengah-tengah pertandingan. Hal itu mengundang spekulasi dari publik, sebagian di antaranya meyakini bahwa Sarri menggunakan permen karet nikotin.

Sebagian orang lainnya meyakini Sarri menggunakan rokok elektrik, yang juga dilarang di Wembley. Akan tetapi, dugaan tersebut dibantah oleh laporan dari Italia yang menyebutkan bahwa sang pelatih menggunakan filter rokok untuk melawan kebiasaannya.

"Sarri adalah perokok berat. Maurizio tidak bisa merokok di lapangan dan untuk ini, ia menaruh filter rokok di antara bibirnya," ujar sumber tersebut.

 

Chelsea turut membantu Sarri untuk melakukan kebiasaannya itu. Seperti yang dilaporkan SunSport, The Blues saat ini sedang mencari area yang bisa digunakan oleh Sarri untuk merokok di markas mereka, Stamford Bridge.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya