Liputan6.com, Jakarta - Email masuk dan deringan telepon yang tiada habisnya. Deadline ketat tanpa henti. Proyek dan tugas yang menumpuk. Punya bos gila kerja terasa begitu menyiksa.
Memiliki atasan workaholic seringkali berarti jam kerja yang panjang, lembur, bahkan merelakan waktu personal untuk memenuhi tuntutan bos. Lupakan soal work-life balance. Bagi orang-orang gila kerja, bekerja adalah hidup.
Namun bekerja di bawah tekanan seperti itu bisa membuat Anda cepat lelah. Menurut penulis buku “On Being a Workaholic” Harris Kern, kuncinya ada pada kemampuan karyawan untuk kerja berdampingan dengan bos gila kerja.
Advertisement
“Anda tidak bisa mengubah bos Anda. Mereka hidup untuk dorongan adrenalin itu. Namun sebagai pegawai, Anda mungkin punya prioritas lain atau keluarga dan tidak bisa bekerja 24/7,” lanjutnya.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip CNN Business, 6 tips ini bisa membantu Anda menghadapi bos yang gila kerja.
1. Hindari tempat kerja dengan bos workaholic
Mencegah lebih baik daripada mengatasi masalah. Beberapa bos, perusahaan, atau bahkan suatu industri secara keseluruhan memiliki reputasi atas jam kerja yang panjang dan tuntutan yang tidak pernah habis.
Anda bisa menghindari ini dengan melakukan riset terlebih dahulu sebelum menerima tawaran kerja. “Temukan perusahaan yang sesuai dengan pandangan work-life balance Anda,” saran pendiri Professionalism Matters, Dana Brownlee.
2. Tentukan batasan sendiri
Jangan takut untuk menyampaikan filosofi kerja Anda dengan bos untuk menentukan batasan bersama. Jika Anda baru mulai atau merasa terbebani dengan terlalu banyak pekerjaan, minta bertemu dengan manajer untuk membicarakan jadwal kerja.
Hindari menyampaikannya secara agresif. Penulis “#Chill: Turn Off Your Job and Turn on Your Life” Bryan Robinson menganjurkan pendekatan yang lebih halus.
Mulai percakapan dengan sesuatu yang positif, kemudian sampaikan masalah yang Anda hadapai dengan contoh yang jelas dan akhiri dengan hal positif lainnya.
“Workaholic tidak menyadari sifat gila kerja mereka dan dampak negatifnya pada orang lain dan diri mereka sendiri,” jelasnya. “Mereka hanya fokus pada menyelesaikan tugas.”
Atasan bisa lupa berapa banyak pekerjaan yang mereka berikan. Jadi saat Anda merasa menanggung beban kerja berlebih, minta manajer untuk meninjau daftar pekerjaan dan menentukan prioritas.
Advertisement
3. Berpegang pada batasan yang telah dibuat
Akan ada waktunya jam kerja panjang diperlukan untuk menuntaskan pekerjaan. Memiliki batasan bukan berarti sama sekali menolak kerja lembur. Menjadi pekerja yang fleksibel pada hal-hal seperti ini juga penting.
Jika Anda memutuskan untuk lembur atau bekerja pada akhir minggu, pastikan bos Anda tahu bahwa ini pengecualian dan bukan menjadi suatu kebiasaan.
“Beritahu bos bahwa Anda sangat menghargai waktu di akhir pekan tapi karena proyek tersebut begitu penting, Anda ingin menyelesaikannya,” jelas Brownlee.
Jika Anda tidak ingin kerja lembur jadi kebiasaan yang dituntut oleh atasan, berpegang teguhlah pada batasan yang telah ditentukan.
“Anda tidak bisa menuntut orang lain untuk menghargai batasan Anda jika Anda sendiri tidak melakukannya,” tambahnya.
4. Negosiasi
Jika suatu pekerjaan datang di Jumat malam dengan tenggat waktu Senin pagi, berarti Anda harus bekerja di akhir pekan. Untuk menyiasati hal semacam ini, coba untuk berkompromi dengan bos Anda.
Sampaikan bahwa Anda memahami betapa pentingnya pekerjaan tersebut namun ada kewajiban lain yang juga perlu dilakukan. Setelah itu, negosiasikan tenggat waktu yang ditentukan. Tanyakan apabila memungkinkan bila jam deadline lebih longgar.
5. Temukan keseimbangan
Jika bekerja di akhir pekan benar-benar tidak terhindari, modifikasi jadwal Anda sehingga pekerjaan tersebut tidak mengganggu seluruh waktu untuk pribadi dan keluarga.
Kern misalnya, memeriksa email di akhir pekan sebelum istrinya bangun.
6. Tunjukkan pengorbanan
Jika Anda harus melewatkan waktu pribadi atau keluarga demi pekerjaan, tidak salah untuk memberitahu atasan.
Robinson menyarankan, berikan respons seperti “Anda mungkin tidak sadar tapi saat Anda menelepon, saya sedang bersama keluarga. Saya ingin mendiskusikan mengenai bagaimana saya bisa tetap produktif tapi tidak mengorbankan waktu dengan keluarga.”
Respons seperti ini menunjukkan bahwa Anda berusaha mencari jalan tengah dengan berdiskusi bersama alih-alih berdiam diri atau menjadi agresif. (Felicia Margaretha)
Sumber: https://edition.cnn.com/2018/10/09/success/working-for-workaholic-tips/index.html
Advertisement